Mengikuti kegiatan tambahan di luar jam kuliah merupakan hal yang penting bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan bakat mereka. Namun, yang dialami oleh beberapa penggiat organisasi saat ini adalah menurunnya minat mahasiswa untuk bergabung dengan himpunan. Padahal, jika ditelaah, mahasiswa akan mendapatkan berbagai manfaat dengan mengikuti kegiatan di himpunan. Lalu, pertanyaannya adalah apakah segudang manfaat organisasi yang sering dielu-elukan itu sudah tidak relevan lagi?

Ada banyak faktor yang bisa menjelaskan fenomena ini. Pertama, adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang dialami oleh mahasiswa saat tergabung dengan organisasi kampus. Pada awalnya, mereka berharap dapat mengembangkan soft skill melalui organisasi kampus. Namun, ternyata mereka harus menghadapi berbagai tantangan dan beban, seperti birokrasi, konflik internal, dan tuntutan prestasi. Hal inilah yang membuat mereka memilih mundur atau tidak aktif.

Kedua, adanya pemikiran pragmatis dari sebagian mahasiswa yang beranggapan bahwa organisasi kampus tidak lagi memberikan value yang relevan dengan dunia kerja. Mereka lebih tertarik untuk tergabung dalam LSO yang dinilai lebih bisa melatih hard skill, kompetensi, dan kinerja sebelum terjun ke dunia kerja. 

Ketiga, adanya perubahan pola hidup mahasiswa yang lebih individualis dan konsumtif. Mahasiswa beranggapan bahwa mereka lebih mudah mendapatkan informasi dan hiburan tanpa harus bergabung dengan organisasi kampus yang sifatnya terikat. Mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu dan uang mereka untuk hal-hal yang bersifat pribadi, seperti travelling, shopping, atau sekedar nongkrong.

Dari faktor-faktor tersebut, dapat disimpulkan bahwa himpunan mahasiswa kehilangan peminat karena tidak lagi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mahasiswa saat ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk mengembalikan fungsi dan peran himpunan mahasiswa sebagai wadah pengembangan diri mahasiswa.