Subuh Itu
Oleh: sn

Sumber Gambar: pinterest.com

Subuh itu,
Aku terseok-seok dan menggigil sendiri
Koreng di hatiku–ternyata–tak lekang dimakan waktu
Ayam jago berapi-api sedari tadi
Ia seakan-akan berkata,
“Cepat bangun! Ada gempa bumi!” 

Subuh itu,
Dengan malas aku menyucikan diri
Koreng di hatiku tak kunjung tanggal
Mungkin aku lupa menggusur sisa nyeri yang tertinggal
Pikirku lugu, sejalan dengan itu langkahku ragu
Butir air suci dalam diam bergelantungan di dagu 

Subuh itu,
Seperti biasa, aku kembali mengekor nafsu
Cepat-cepat menyelesaikan sujud yang jauh dari khusyuk
Mencari puing-puing cinta di bantal lapuk
Di antara iler dan benih yang hidup berdampingan
Saksi bisu pencarianku akan puing-puing fana kehidupan

Subuh itu,
Puing-puing cinta sebenarnya tidak pernah ada
Yang ada hanya rasa berat dan tinggi hati
Hingga puing-puing cinta yang nista, lebih penting
Dibandingkan sujudku, kepada-Nya