Aku mengingatmu di tengah dentuman guyur hujan
Bersama angan yang mengusikku tentang dongeng sesosok putri dan pangeran
Memikirkanmu…mengisi labirin – labirin sepi hatiku,
Membayangkanmu memberi sedikit cahaya dalam gelap lorong jiwaku
Andai saja senyum menjadi mantra,
dan tawa jadi bendungan bagi air mata,
Kan kuputar ulang kembali jejak dirimu dalam khayalku
Masih tak mengertikah kamu?
Waktu terindah bukan lagi tentang tertawa penuh canda,
Tapi saat aku terduduk disini, sambil merapal mesra namamu dalam doa…
(AB)