dokumentasi Kharisma XV-XVII
dokumentasi Kharisma XV-XVII

Diselenggarakannya acara The 18th Kharisma Brawijaya Jazz Festival  membuat Gazebo Fakultas Kedokteran UB dipenuhi oleh para pecinta musik, khususnya musik jazz. Acara yang diselenggarakan oleh Homeband Universitas Brawijaya ini diikuti oleh 12 fakultas , yaitu Fisip, FT, FMIPA, FTP, FIB, FEB, Fapet, FP, PTIIK, PKH, FIA, dan FK. Acara ini juga mengundang komunitas musik Jazz yang ada di Indonesia. Beberapa diantaranya yaitu komunitas Rompok Bolong, Jazz For You dari Semarang, Air Batu dari Jogja dan tak lupa Magic (Malang Gitar Comm) dari kota Malang. Tidak ketinggalan Homeband Player, Homeband Family yang beranggotakan para alumni dari Homeband UB serta anggota yang masih aktif saat ini. Jika tahun lalu Homeband UB mengundang Tompi untuk tampil sebagai bintang tamu, tahun ini mereka juga menghadirkan para musisi Jazz untuk tampil, antara lain Koko harsoe Quartet, Shadu Rasjidi Band, dan Semen Indonesia Jazz Band feat Harry Toledo.

Acara yang dimulai pada pukul 09.00 pagi tadi ini menyediakan 2 stage. Stage A menampilkan performance dari tiap Fakultas sedangkan stage B menampilkan performance dari komunitas musik jazz dan band-band indie. Tapi hanya Stage A saja yang nampak dipadati penonton. Hal ini wajar dikarenakan kebanyakan dari penonton adalah para pendukung dari tiap fakultas. Para penonton memberi semangat agar band fakultas mereka mampu memberikan penampilan terbaik dan menjadi pemenang. “Band yang tampil bukan hanya sekedar tampil. Tapi mereka akan dinilai oleh ketiga juri yang hadir, Koko Karsoe (Musisi Gitar) dari Bali , Dani Ugik (Musisi Drum) dari Malang, dan Puji (vokalis) alumni homeband UB.”, ucap salah satu panitia yang bernama Mikail.

photo corner The 18th Kharisma Brawijaya Jazz Festival
photo corner The 18th Kharisma Brawijaya Jazz Festival

Mahasiswa PTIIK juga turut ambil andil dalam memeriahkan acara ini. Band PTIIK yang berada di urutan ke sembilan, tampil pada pukul 13.40. Band yang beranggotan 7 orang, yaitu Dita dan Penusa (vokal 1 dan 2), Luthfi (Gitarist), Fauzi (drummer), Ryan Hendi (bassist), Adit dan Billi (organ 1 dan 2), sukses membawakan 2 buah lagu yaitu “Autumn Leave” dan “Misty”. “Lagu ini di ambil dari The Real Book. The Real Book ini berisi kumpulan lagu-lagu Jazz dari zaman dulu. Tidak banyak yang tahu lagu-lagu yang ada di buku ini, bahkan saya sendiri. Jadi belajar lagu ini dari youtube deh.”, ujar sang vokalis Dita.

“Menegangkan, puas dan seru. Tapi sedikit kecewa, karena anak-anak gak pada joged. Saya merasa saingan terberat kami Fisip, FT dan FEB. Tapi saya tidak begitu khawatir, karena anak-anak bilang gak apa-apa kalaupun tidak juara, yang penting sudah mampu bersaing dengan band-band dari fakultas lain yang tidak kalah bagus.”, Jawab gadis manis berjilbab ini ketika ditanyai bagaimana perasaannya saat tampil tadi. Dita juga berharap agar homeband PTIIK bisa memiliki studio musik sendiri. Karena selama ini mereka kesusahan ketika mencari studio musik untuk latihan. Ia memohon dukungan dari birokrat untuk dapat merealisasikan harapannya tersebut.

Gitar corak batik, salah satu alat musik dalam pameran museum jazz
Gitar corak batik, salah satu alat musik dalam pameran museum jazz

Tujuan diselenggarakannya acara ini adalah sebagai sarana bagi band-band beraliran musik jazz yang ada di tiap fakultas untuk dapat berkompetisi dan menentukan fakultas mana yang terbaik. Tidak hanya  itu, acara ini juga merupakan sarana bagi para mahasiswa dari berbagai fakultas untuk dapat berkumpul dan saling bersosialisasi satu sama lain. “Acaranya tahun ini sepi. Gak kayak tahun kemarin, lebih rame. Tapi penampilan homeband PTIIK tetep keren. Dan semoga homeband PTIIK bisa dapat juara 1.”, Ungkap Ana yang menjadi salah satu penonton festival Jazz tersebut . Di acara ini juga terdapat Museum Jazz yang memamerkan beberapa alat musik, seperti Gitar dengan corak batik serta saxophone. (tar/no)