Universitas Brawijaya kembali memberikan gelar Doktor Kehormatan/Honoris Causa (HC) dalam bidang Manajemen Strategis kepada seorang politisi, setelah sebelumnya memberikan gelar tersebut kepada Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Kali ini gelar tersebut diberikan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, pada hari Jumat, 3 Maret 2023. Hal ini memicu Aliansi Mahasiswa Resah (AMARAH) Brawijaya untuk menggelar sebuah aksi penolakan terhadap keputusan Universitas Brawijaya.

Aksi yang digelar dari gerbang BNI hingga Samantha Krida ini menuntut Universitas Brawijaya membatalkan pemberian gelar HC kepada Erick Thohir. AMARAH menganggap asesmen dalam pemberian gelar ini kurang terbuka ke ruang publik, ditambah pemberian gelar HC kepada Erick Thohir hanya dibatasi untuk tamu undangan saja. Selain tidak dipublikasikannya hasil asesmen, poin lain yang disuarakan oleh AMARAH mengenai tidak ada jasa luar biasa yang membuat Erick Thohir layak mendapatkan gelar HC. Bisa dilihat pada penyelesaian tragedi Kanjuruhan yang terkesan buntu mengingat Erick Thohir juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). 

Melalui aksi ini, AMARAH Brawijaya juga menuntut Universitas Brawijaya untuk mempertahankan integritasnya sebagai lembaga pendidikan yang independen dan tidak terpengaruh oleh politik. Hal tersebut dikhawatirkan dapat memengaruhi netralitas Universitas Brawijaya mengingat Erick Thohir juga terlibat dalam bursa calon wakil presiden di kontestasi politik 2024. AMARAH Brawijaya berharap bahwa lembaga pendidikan akan tetap fokus untuk memberikan pendidikan berkualitas tinggi tanpa adanya keterlibatan dan campur tangan dalam politik praktis.(rd, az)