BCC-WEEBS yang beranggotakan Eko Prasetyo sebagai ketua, Riski Puspa Dewi, dan Muhammad Ananta Pratama, adalah tim yang dibentuk pada awal Agustus lalu untuk mengikuti lomba GEMASTIK 10 yang diadakan di Universitas Indonesia. Melombakan sebuah produk yang diberinama PARKER, tim ini sukses membawa pulang medali perunggu.

PARKER adalah sebuah aplikasi yang sudah dikembangkan selama tiga bulan sebelum diikutkan dalam perlombaan GEMASTIK 10. “Nggak lama banget sih, dua sampai tiga bulan lah,” ungkap Riski. PARKER sendiri adalah sebuah aplikasi yang akan membantu masyarakat dalam hal mencari lahan kosong untuk parkir kendaraan. “Jadi produknya itu buat memanfaatkan lahan kosong milik pribadi yang ada di sekitar tempat pariwisata, khususnya Kota Batu, untuk dijadikan tempat parkir. Sehingga orang yang datang ke Kota Batu bisa pakai aplikasi kita untuk cari parkir yang terdekat dari tempat wisata itu,” terang Eko.

Saat ditanya mengenai asal-usul ide proyeknya, Eko bercerita bahwa ide tersebut berasal dari masalah pribadinya. “Aku orang Batu, rumahku dekat BNS, setiap weekend itu pasti macet, soalnya banyak yang parkir di bahu jalan,” tambahnya.

Pemilik lahan kosong bisa mendaftarkan dirinya dengan membuat akun pada aplikasi PARKER dan memasukkan karakteristik dari lahan yang dimilikinya seperti panjang dan lebar lahannya. Kemudian wisatawan yang membutuhkan lahan parkir cukup melihat di peta yang ada dalam apllikasi PARKER lahan parkir terdekat dan yang sesuai.

Namun sayangnya saat ditanya apakah tim BCC-WEEBS akan lanjut mengembangkan aplikasi PARKER, Eko menjawab tidak sanggup karena scalability dari aplikasi ini besar dan melibatkan banyak pihak. “Kita nyelesain masalah yang pemerintah aja nggak bisa nyelesain, selain dibalik masalah ada mafia parkir juga. Kita ini harus bekerja sama dengan pemerintah, kemudian bekerja sama dengan bank, karena pembayarannya ada cashless, ada top up (biaya parkir, red). Ya gimana intinya, kerja samanya susah, buat kemampuan kita bertiga ini tuh kita nggak kuat,” jelasnya. (rfd)