Dalam perhelatan konferensi Tech in Asia Jakarta pada 11-12 November 2015 kemarin, DISPLAY menemui startup milik mahasiswa FILKOM yang turut dipamerkan dalam Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta. Adalah Booku, startup ini menawarkan buku catatan yang dilengkapi sebuah barcode, agar mudah untuk didokumentasikan dalam bentuk foto dari sudut pengambilan gambar manapun. Booku juga menawarkan fitur sinkronisasi, yang mana jika pengguna sudah menyimpan dokumennya dalam Booku, maka secara otomatis tersinkronisasi ke semua perangkat pengguna. CEO Booku Alvin Leonardo, yang juga mahasiswa Sistem Komputer 2013 mengatakan bahwa dirinya terinspirasi dari kebiasaan mahasiswa yang malas mencatat dan lebih suka memotret apa yang ditulis dosen. “Kalo foto biasa kan habis kita cropping manual, terus itu kok miring? dengan Booku meski motonya (motretnya, red) miring, bisa jadi kotak langsung asal kedetect keempat titik kodenya,” terang Alvin.
Booku yang saat ini digawangi oleh Alvin Leonardo sebagai CEO (Chief Executive Officer) dan Arief Kurniawan sebagai CPO (Chief Product Officer) mendapatkan revenue dari produk buku catatannya yang dilengkapi dengan empat barcode di masing-masing sudut kertas. Selain itu, Booku juga menjual barcodenya dalam bentuk stiker, agar bisa diterapkan di mana pun. Sebagai contoh mahasiswa malas mencatat tulisan dosen di papan tulis, sebelum memotret papan tulis terlebih dahulu ditempeli keempat barcode Booku. Hasil fotonya akan tetap lurus meski mahasiswa yang memotret tadi tidak lurus atau miring dalam pengambilan gambar. “Kalo kita hanya menjual buku, kita nggak bisa untuk menyeluruh. Di gramedia ini nggak ada, banyak nggak adanya nanti. Orang udah nggak impress lagi nanti. Akhirnya kita mikir juga, gimana kalo kita cetakin stikernya. Silahkan ambil stikernya, kamu bisa cetak sendiri atau beli di kita, kamu bisa menempelnya di mana pun,” ungkap Alvin.
Selain produk utamanya berupa kode unik dan buku catatan, Booku juga menawarkan virtual book untuk memfasilitasi pengguna yang tidak menyukai buku catatan fisik. Virtual book ini nantinya akan dimanfaatkan Booku untuk menjaring lebih banyak pengguna dengan menerima desain virtual book dari pengguna. “Oh ini desainnya terlalu polos, masnya ngirimin desain ke kita. Kita approve, setiap penjualan v-book ini masnya juga dapat untung,” kata Alvin.
Alvin mengaku hanya butuh waktu satu bulan untuk menyelesaikan Booku bersama rekannya Arief Kurniawan. Ia juga mengklaim ada banyak investor yang mendatangi booth mereka di Bootstrap Alley Tech in Asia Jakarta. Bahkan, facebook juga diakuinya telah menghubungi mereka. “Hanya saja Facebook nggak mau kalau masih bootstrapping (membangun startup tanpa investor, red) dari nol sama sekali. Mereka pengen yang udah ada trafficnya, kalau udah ada trafficnya mereka mau ngajak kerja sama,” tutur Alvin.
Booku berharap bantuan dari semua pihak terutama teman-teman mahasiswa untuk menyebarkan produk mereka. Sang CEO Alvin Leonardo juga mengajak mahasiswa untuk bergabung dengan Booku. “Dari pada lulus bingung, ah aku habis lulus ngapain? kalo bisa sekalian aja gitu lho, ayo join kita butuh desainer kita butuh promoter,” pungkasnya. (krb)