Apa yang akan kamu lakukan jika kamu terlibat kasus pembunuhan tanpa tau apa-apa sedikitpun, kamu akan melawan atau melarikan diri? Sangat ironis tapi itulah hal yang dirasakan oleh karakter Zero di film The Grand Budapest Hotel. Film The Grand Budapest Hotel yang disutradarai oleh Wes Anderson merupakan film dengan penceritaan terbaik dan paling menyegarkan untuk dilihat dan didengar. Grand Budapest Hotel menceritakan kisah seorang lobby boy, Zero, dan atasannya, Monsieur Gustave. Jika Anda baru pertama kali mendengarnya, mungkin itu adalah refleksi kehidupan atau dokumenter, namun siapa sangka Grand Budapest Hotel adalah sebuah komedi fiksi yang dikoreografikan secara fantastis oleh Wes Anderson.
Plot dibuka ketika Penulis (Jude Law) mengunjungi Hotel Grand Budapest dan bertemu dengan Mr. Moustafa (F. Murray Abraham), pemilik hotel, yang menceritakan tentang bagaimana ia mengambil alih kepemilikan Hotel Grand Budapest dan mengapa ia tidak mau menutupnya. Kisah pemiliknya dimulai pada tahun 1932 selama akhir tahun ketika hotel tersebut berjaya. Selama 19 tahun, Monsieur Gustave (Ralph Fiennes), seorang kepala concierge di Hotel Grand Budapest, yang menjadi “favorit” Nyonya D., seorang wanita tua yang kaya namun sangat kesepian. Suatu ketika Madame D. meninggal secara misterius, dia mewariskan lukisan berharga “The Boy with Apple” itu kepada Gustave, bukan kepada putranya Dimitri. Tentu saja Dimitri tidak setuju. Lebih rumit lagi, Gustave mencuri lukisan itu dengan bantuan lobby boy setianya, Zero. Petualangan gila dan menyenangkan telah dimulai.
Kelebihan film “The Grand Budapest Hotel” termasuk desain visual yang memukau, akting brilian, humor khas Wes Anderson, cerita yang menarik, dan pesan tersembunyi tentang nostalgia dan persahabatan. Namun, film ini juga memiliki kekurangan, seperti gaya sutradara yang eksentrik yang mungkin tidak disukai semua orang, narasi yang berlompat-lompat, kurangnya kedalaman karakter pendukung, dan konten yang tidak cocok untuk semua umur. Meskipun kontroversial bagi beberapa penonton, bagi mereka yang menghargai estetika visual yang unik dan humor yang cerdas, “The Grand Budapest Hotel” adalah pengalaman sinematik yang memikat.