Judul film : Taare Zameen Par (Like Stars on Earth)
Sutradara : Aamir Khan
Perusahaan produksi : Aamir Khan Productions
Pemeran : Aamir Khan, Darsheel Safary, Tisca Chopra, Vipin Sharma, dll
Tanggal rilis : 21 Desember 2007
Durasi : 165 menit
Genre : Drama
Bagi penggemar film India pasti tidak asing dengan nama Aamir Khan. Aktor yang terkenal lewat film 3 Idiots ini berhasil menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang jenius di bidang perfilman. Selain 3 Idiots, salah satu masterpiece lain dari Aamir Khan yaitu Taare Zameen Par atau Like Stars on Earth dalam versi bahasa Inggris. Film ini bercerita tentang Ishaan Awasthi (Darsheel Safary), seorang anak SD yang mengalami penyakit disleksia. Ishaan selalu mengalami perundungan baik dari teman-teman maupun guru-gurunya akibat kekurangan yang dimilikinya. Ini karena untuk seorang anak kelas 2 SD, tidak bisa membaca dan berbicara dengan jelas tentu merupakan sebuah kekurangan yang tidak bisa ditolerir bagi guru-guru pada umumnya.
Setelah terancam tidak naik kelas untuk kedua kalinya, akhirnya Nandkishore Awasthi (Vipin Sharma) mengirim putranya ke sebuah boarding school dan berharap Ishaan bisa berubah. Namun pada kenyataannya, Ishaan tetap mengalami perundungan dari guru-gurunya hingga ia mulai putus asa dengan dirinya sendiri. Pada saat ini, muncullah Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan) yang masuk ke sekolah tersebut sebagai guru kesenian pengganti. Ia yang datang dengan segala kenyetrikannya langsung disukai oleh semua siswa kecuali Ishaan yang masih belum menemukan semangat untuk kembali belajar. Nikumbh yang sadar dengan hal ini kemudian mencoba mencari tahu alasan di balik pendiamnya Ishaan.
Nikumbh yang mengamati buku tugas milik Ishaan dan bertanya kepada teman dekat Ishaan akhirnya mengetahui bahwa Ishaan mengidap disleksia. Setelahnya, ia mengunjungi rumah orang tua Ishaan dan mencoba untuk bertanya tentang kondisi Ishaan, namun ayah Ishaan yang tidak mengetahui tentang penyakit ini menganggap bahwa Ishaan adalah anak yang bodoh. Di sana, ia juga menemukan bahwa sebenarnya bakat Ishaan ada di bidang seni. Nikumbh yang juga mengajar di sekolah anak berkebutuhan khusus merasa ia harus membantu Ishaan untuk dapat mengatasi masalah disleksianya. Ia pun mulai membantu Ishaan belajar dengan menggunakan berbagai cara kreatif sehingga Ishaan sedikit demi sedikit Ishaan mulai berkembang dan dapat mengikuti pelajaran di kelas dengan baik bahkan menerima pujian dari guru-guru yang dulu merundungnya.
Ide cerita yang baik ditambah dengan eksekusi yang ciamik membuat film ini tidak membosankan untuk ditonton meskipun berdurasi lebih dari 2 jam. Penampilan Darsheel Safary yang mampu membawakan karakter pengidap disleksia dengan sangat baik patut diacungi jempol. Pengembangan karakter utama yang apik juga membuat penonton serasa mengikuti perjalanan hidup Ishaan. Selain itu penonton juga dibawa masuk ke dalam pikiran Ishaan lewat animasi yang menggambarkan imajinasi Ishaan terhadap segala hal.
Sayangnya, tidak semua karakter memiliki porsi yang cukup sehingga terkesan hanya berfokus ke dalam dunia Ishaan tanpa memperlihatkan orang-orang yang berada di sekitarnya seperti sahabatnya dan kakaknya. Selain itu, cerita yang dibawakan terlalu bertele-tele di beberapa bagian meskipun memiliki makna yang bagus seperti perjalanan Nikumbh dari sekolah menuju rumah Ishaan dan ketika Ishaan bolos sekolah dan berkeliling kota.
Meski begitu, pada akhirnya slogan yang diusung oleh film ini yaitu “Every Child is Special” berhasil diantarkan dengan baik lewat sosok Ishaan. Film ini mengajarkan bahwa setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda dan seharusnya para guru juga memiliki cara mengajar yang berbeda untuk setiap anak agar anak tersebut dapat menangkap pelajaran dengan baik. Kisah Ishaan ini selaras dengan sebuah pepatah yaitu “Ketika kamu mengajarkan ikan bagaimana cara memanjat, maka ia akan selamanya menganggap dirinya bodoh.” (din)