Judul film : Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Perusahaan produksi : Visinema Pictures
Pemeran : Rachel Amanda, Sheila Dara, Susan Bachtiar, Rio Dewanto, Donny Damara, Ardhito Pramono, dll
Tanggal rilis : 2 Januari 2020
Durasi : 2 jam 1 menit
Genre : Drama, film anak-anak
Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) merupakan film yang tayang di awal tahun 2020. Film yang diangkat dari buku karya Marchella FP ini bercerita tentang keluarga yang harmonis. Diceritakan Narendra (Donny Damara) dan Ajeng (Susan Bachtiar) memiliki tiga orang anak yaitu Angkasa (Rio Dewanto), Aurora (Sheila Dara), dan Awan (Rachel Amanda). Keluarga ini terlihat bahagia namun terdapat kesedihan yang disimpan oleh masing-masing tokoh. Angkasa merupakan anak pertama yang diberikan tanggung jawab besar oleh ayahnya untuk selalu menjaga adik-adiknya dan menyimpan segala kesedihan yang dirasakannya. Aurora merupakan anak kedua yang menekuni bidang seni, dia sering merasa diperlakukan tidak adil oleh keluarganya terutama oleh ayahnya. Sedangkan Awan merupakan anak bungsu yang paling diperhatikan oleh orang tuanya.
Awal konflik pada film ini terjadi ketika Awan yang selalu diantar jemput, malam itu terlambat pulang dan diantar oleh Kale (Ardhito Rifqi Pramono) yang merupakan teman dari Angkasa. Hal ini tentu memancing kemarahan sang ayah yang saat itu sedang menunggunya. Permasalahan ini berlanjut ketika Aurora sedang mengadakan pameran seni pertamanya. Pada saat itu Awan yang datang terlambat membuat ayahnya marah sehingga menyebabkan keributan di pameran tersebut. Hal ini membuat Aurora kecewa dan tidak sanggup lagi menahannya. Ketika dirumah, ayah mereka mengumpulkan mereka semua untuk membahas masalah yang terjadi. Dari sini mulailah terjadi ledakan-ledakan emosi yang mengakibatkan puncak dari konflik keluarga pada film ini.
Di malam itu, satu persatu kesedihan yang disimpan oleh masing-masing tokoh terungkap. Ayah berkata jika ia melakukan semuanya karena takut kehilangan anak-anaknya. Hal itu membuat Aurora mengungkapkan apa yang dia rasakan selama ini. Kemudian Awan yang saat itu merasa bersalah karena menimbulkan masalah tersebut meminta maaf kepada Aurora. Namun Angkasa membantah hal itu dan berkata jika kesalahan itu akibat dari ayahnya. Itu membuat Angkasa emosi dan memohon kepada Ibunya untuk angkat bicara jika Ibunya juga merasakan kesedihan yang selama ini berusaha ditutupinya hingga kebenaran pun terbongkar.
Konflik tersebut sempat membuat keadaan keluarga menjadi dingin. Namun, Ibu mereka berusaha menjadi penengah antara suami dan anaknya. Ia mencoba menenangkan anak-anaknya dan meminta agar ayah mereka diberi kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Perlahan keadaan mulai membaik. Kejadian tersebut juga membuat Angkasa, Aurora, dan Awan mulai terbuka dan saling menceritakan perasaan dan permasalahan mereka satu sama lain.
Pada film ini, alur yang digunakan adalah alur maju mundur. Walaupun begitu, alur ini dibuat sangat apik sehingga membuat setiap adegan mudah dipahami dan menjawab satu persatu permasalahan yang terjadi dengan jelas. Selain itu, film ini memiliki pengambilan visual yang sangat rapi sehingga film menjadi semakin menarik untuk dilihat. Permasalahan-permasalahan yang diceritakan juga umum terjadi di kehidupan sehari-hari. Banyak pesan moral yang dapat diambil dari film ini. Hanya saja ada beberapa dialog yang terdengar terlalu baku sehingga terdengar kurang natural, tetapi hal tersebut mampu tertutupi oleh penjiwaan yang dibawakan oleh setiap tokoh.
Film ini sangat emosional dan merupakan salah satu film yang sangat cocok dinikmati untuk keluarga Indonesia. Film ini mengajarkan bahwa perlu adanya keterbukaan satu sama lain di dalam sebuah keluarga dan menjadi pengingat jika kemarahan bukan solusi dari masalah, tetapi kesabaranlah kuncinya.