• Judul Buku : Habis Gelap Terbitlah Terang
  • Penulis : Armijn Pane
  • Penerbit : PT BALAI PUSTAKA
  • Jumlah Halaman : 266

Kartini dikenal sebagai pejuang wanita yang memperjuangkan hak-hak yang dimiliki oleh wanita khususnya bumiputra yang pada saat itu didiskriminasikan oleh kaum laki-laki. Salah satu buku yang terkenal mengenai Kartini adalah Habis Gelap Terbitlah Terang, berisi surat-surat Kartini yang dikirimkan ke beberapa sahabatnya di Belanda. Surat-surat tadi dituliskan dalam bahasa Belanda, sehingga hanya beberapa kalangan saja yang dapat membacanya. Oleh karena itu, surat-surat tadi diterjemahkan lalu dimuat dalam sebuah buku. Ada beberapa versi dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang dibahas kali ini adalah versi dari Armijn Pane.

Dalam buku ini, terdapat kata pembimbing yang membuat pembaca mendapatkan arahan mengenai sosok Kartini beserta latar belakang kehidupannya. Pada terbitan ketiga ini, memiliki isi yang berbeda dengan terjemahan sebelumnya. Dalam versi ini, penyajian surat-surat Kartini dilakukan dalam lima bab pembahasan. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan adanya proses perubahan dari pemikiran dan pandangan Kartini dalam pengiriman surat-surat tersebut.

Terdapat 87 surat Kartini yang dimuat di dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang versi ini. Armijn Pane beralasan jika terdapat isi surat yang mirip dengan surat yang tidak dimasukkan. Lalu ia juga ingin agar jalan cerita dari buku ini menjadi seperti cerita roman. Baginya surat-surat kartini ini bagaikan roman kehidupan dari seorang wanita. Hal ini juga yang melatarbelakangi penyusunan cerita pada buku ini berdasarkan bab dengan beberapa ilustrasi yang ada untuk mendukung jalan cerita dari sebuah roman. Bab-bab yang ada di dalam buku ini antara lain : Dirundung cita-cita, Dihambar kasih sayang; Batu alangan hampir terguling banyak berubah dalam rohani; Batu besar penghalang jalan telah terguling, Telah berobah di jiwa kami; Lama dirindukan, dapat dilepaskan; Di samping laki-laki, Di situ makbul cita-cita.

Setelah membaca buku ini kita menjadi mengetahui isi dari surat-surat Kartini yang memiliki kebahasaan bebas dan sopan. Hal ini mencerminkan ciri khas dari penulisan kartini yang memiliki keseimbangan di dalamnya. Di dalam buku ini juga menceritakan sosok Kartini yang memiliki kegelisahan dalam diri sebagai wanita yang berada dalam kegelapan dunia dalam perjuangannya. Kartini meninggal dalam usia yang cukup muda yaitu 25 tahun selang beberapa waktu setelah melahirkan anak pertama.

Buku versi Armijn Pane ini memang memiliki kelemahan,  yaitu isi dari ceritanya tidak se-autentik dari buku  versi Belanda yang berisikan hampir seluruh surat-surat dari Kartini tahun 1911 atau versi terjemahan bahasa Melayu pada tahun 1922. Meskipun begitu, membaca dari versi Armijn Pane memberikan cerita yang lebih jelas mengenai pemikiran Kartini mengenai emansipasi wanita yang sampai saat ini masih bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia.(alv)