Judul Film : Gundala
Sutradara : Joko Anwar
Perusahaan produksi : Screenplay films, Legacy Pictures, Bumilangit Studios
Pemeran : Abimana Aryasatya, Lukman Sardi, Tara Basro, dll
Tanggal rilis : 29 Agustus 2019
Durasi : 123 menit
Komik : Harya Suraminata (Hasmi)
Genre : Aksi
Ada ekspektasi yang tinggi terhadap film Gundala, mengingat film superhero asli Indonesia tersebut disutradarai oleh Joko Anwar. Gundala sendiri merupakan film superhero pertama dari Jagat Sinema Bumilangit (Bumilangit Cinematic Universe) yang lakonnya diperankan oleh aktor kenamaan Abimana Aryasatya. Sejak peluncuran teaser-nya pada 12 April 2019, Gundala menjadi perbincangan hangat di media sosial oleh para pecinta film dan superhero.
Film dibuka dengan adegan aksi demo buruh pabrik yang berakhir ricuh. Aksi demo tersebut dipimpin oleh bapak dari tokoh Sancaka (Rio Dewanto). Selanjutnya penonton dituntun untuk mengetahui latar belakang tokoh di balik superhero Gundala bernama Sancaka beserta kondisi ekonomi dan lingkungannya. Sancaka kecil hidup di lingkungan kumuh, di sekitar tempat tinggalnya dikelilingi oleh pabrik di mana tokoh bapak bekerja dan berdemo menuntut kelayakan hidup para pekerja pabrik. Sancaka kecil harus hidup seorang diri di tengah-tengah lingkungan yang keras dan segala huru-hara yang menjadi makanan sehari-hari.
Selanjutnya, adegan demi adegan dipenuhi dengan aksi, perkelahian, dan konflik antara Sancaka, warga, dan juga preman pasar. Hingga beberapa adegan memperlihatkan Sancaka yang tengah tersambar petir. Alih-alih membunuhnya, petir justru menjadi kekuatan dan permulaannya menjadi sosok superhero. Film ini berakhir dengan keberhasilan Sancaka dalam menggagalkan distribusi vaksin penyebab kecacatan pada bayi atas ulah Pengkor untuk membuat generasi amoral.
Secara keseluruhan, alur cerita sangat menarik dan utuh dalam menggambarkan suasana yang benar-benar mencekam di bawah kekuasaan para mafia, adegan demo dari para buruh yang mengangkat sisi politik menjadi adegan yang menarik, mengingat latar belakang tokoh Sancaka berasal dari kelas pekerja dengan berbagai permasalahan seperti penindasan dan kriminalitas lainnya. Selain itu, terdapat unsur komedi yang pas di beberapa adegan dan percakapan antar tokoh, sehingga penonton tidak bosan disuguhi adegan perkelahian secara terus-menerus. Hal lain yang membuat alur film semakin menarik adalah adanya adegan-adegan mengejutkan, hingga kemunculan perdana tokoh Sri Asih sebagai sekuel Gundala yang diperankan oleh Pevita Pearce.
Jika dalam versi komik sosok Sancaka adalah seorang ilmuwan jenius yang mencari serum anti-petir, pada versi film profesinya adalah seorang satpam. Selain itu adegan Sancaka mengeluarkan kekuatan petir dapat dihitung jari jika dibandingkan dengan adegan adu fisik melawan anak buah si mafia besar bernama Pengkor, tokoh antagonis yang diperankan oleh aktor senior Bront Palarae. Beberapa adegan juga tampak sedikit mengganggu, terutama saat adegan perkelahian dengan Cecep Arif Rahman sebagai Swara Batin yang terkesan lambat. Banyaknya cast film yang muncul dengan durasi singkat juga memberikan kesan kurang mudah diingat.
Film ini menyajikan penataan latar yang tertata dengan sangat baik dan rapi. Selain itu pemilihan cast dalam film ini cukup bagus, di mana setiap aktor dan aktris memainkan dengan baik karakternya masing-masing sehingga menciptakan adegan demi adegan yang terlihat lebih nyata. Sayangnya meskipun Gundala adalah film seri superhero, film ini tidak cocok jika ditonton oleh anak berusia dibawah 13 tahun sebab banyaknya adegan perkelahian dan dialog kasar antar tokoh. (iz)
Sumber gambar: Instagram Joko Anwar