Apa yang akan kamu lakukan jika kamu diperintahkan harus bekerja hingga akhir masamu hanya untuk diberi upah yang hampir cukup untuk menyambung hidup dari hari ke hari? Kamu memilih untuk melawan atau menerimanya begitu saja? Itulah dilema yang dialami oleh Snowball dan Napoleon, dua ekor babi yang sangat cerdas di suatu peternakan binatang yang terletak di Inggris.
Animal Farm adalah salah satu karya klasik George Orwell yang paling terkenal, pertama kali diterbitkan di Inggris bertepatan dengan Hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yaitu pada 17 Agustus 1945. Dengan gaya penulisan yang lugas dan penuh satir, George Orwell mampu menyampaikan kritik sosial yang mendalam mengenai kekuasaan, kesetaraan, dan manipulasi politik. Meskipun tampak seperti cerita fiksi tentang kekerasan hewan ternak yang memberontak, cerita tersebut merupakan metafora politik yang menggambarkan menurunnya kendali penuh sebuah rezim pemerintahan yang menindas rakyat kecil. Melalui Animal Farm, Orwell mengkritik keras Revolusi Rusia tahun 1917 dan pemerintahan Stalin di Uni Soviet.
Cerita utama Animal Farm dimulai dengan kerusuhan hewan di peternakan binatang milik Mr. Jones. Dipimpin oleh dua babi cerdas, Napoleon dan Snowball, hewan-hewan ini memutuskan untuk menggulingkan kekuasaan manusia dan mendirikan peternakan berdasarkan prinsip kesetaraan antar hewan. Mereka membuat tujuh aturan yang menjadi panduan untuk peternakan dengan nama baru, yaitu “Animal Farm”, di mana semua hewan dianggap setara dan manusia adalah musuh. Namun seiring berjalannya waktu, Napoleon mengambil alih kekuasaan melalui taktik licik dan manipulasi kekuasaan. Dia menggunakan anjing-anjing ganas untuk menghancurkan semua oposisinya, Snowball. Tidak sampai di situ saja, Napoleon kemudian memanipulasi peraturan mereka untuk menguntungkan dirinya sendiri dan seluruh golongan babi lainnya. Di bawah kendali Napoleon, peternakan mulai berubah menjadi tirani yang tidak berbeda dengan yang dulu mereka gulingkan.
Tema utama Animal Farm adalah bagaimana kekuasaan cenderung korup dan kekuasaan absolut pasti akan membawa kepada kehancuran total. Orwell menunjukkan bahwa meskipun pemberontakan dimulai dengan niat baik untuk menciptakan kesetaraan, tanpa adanya kontrol terhadap kekuasaan, mereka yang berkuasa akan menyalahgunakannya demi keuntungan pribadi. Slogan awal yang berbunyi “Semua hewan setara” akhirnya berubah menjadi “Semua hewan setara, tetapi beberapa hewan lebih setara daripada yang lain,” yang menggambarkan ironi dan pengkhianatan revolusi.Meski ditulis pada pertengahan abad ke-20, Animal Farm masih relevan hingga saat ini. Kisah ini bukan hanya tentang Uni Soviet, tetapi tentang bagaimana kekuasaan dapat disalahgunakan dalam konteks apa pun, baik dalam skala besar seperti sebuah negara atau dalam organisasi kecil. Orwell menekankan pentingnya kewaspadaan sosial dalam menghadapi tirani, dan bagaimana keadilan sosial dapat berubah menjadi kediktatoran jika dibiarkan. Menggunakan hewan sebagai karakternya, buku ini terkesan sederhana, namun kekuatan Animal Farm terletak pada lapisan makna di balik ceritanya. Animal Farm sukses memberikan pesan moral yang mendalam tentang bahaya keserakahan, egoisme, dan pentingnya kesetaraan dan keadilan dalam kehidupan bermasyarakat.