
Kelam dan angin lalu mempesiang diriku
Menggigir juga ruang di mana dia yang ku ingin
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu
Sepi di luar
Sepi menekan mendesak
Lurus kaku pohonan
Tak bergerak
Sampai ke puncak
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Ini muka penuh luka
Siapa punya?
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Aku bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Aku mati muda
Yang tinggal tulang diliputi debu
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Kenang, kenanglah aku
-Chairil Anwar (1942-1949)