Oleh: Ilmi (TIF, 2015)

Duhai Masa
Kiranya kemana angin kan membawa?

Telah lama Bapak tinggalkan
Sirah singa, pun terbelah dua
Bunga, tak lagi sanggup tuk tahan rindu
Gurun sungai menjadi kelabu

Aduhai, kejinya kami yang Kau kasihi
Tanpa meminta Engkau memberi
Namun tiada kasih terucap kembali
Pun yang Kau cinta kami binasakan
Apa daya si tanah berbuat

Wahai yang di tangan-Nya
Ruh-ruh kami tengah berpesta para durjana
Tanpa sungkan menjadi Tuhan
Rusak, segala yang Kau limpahkan
Dengan dalih kemanusiaan

Namun kami tetap di sini
Dengan keyakinan kami menanti
Karena menyeruak pada dada ini
Kobar bara yang takkan padam
Hingga saat ufuk datang menyapa