Mengintip lewat celah kabut tebal yang berpawai
Semua bersaksi atas nama ketidakadilan dan pengkhianatan
Membuka mata – mata tak acuh yang pura – pura buta,
Telinga – telinga ratu yang pura – pura tuli,
Dan mulut – mulut penebar harapan palsu yang kini seakan bisu
Benih janji sembarangan ditebar
Memupuk impian di hati para ringkih yang penuh pengharapan
Lihat! semua mati sebelum tumbuh, sayang..
Ah, aku jengah !
Segalanya hanyalah sajak doa yang dianggap mustajab
Janji itu menjadi ayat – ayat tanpa makna, sabda – sabda puiti tanpa arti
Aku berjalan bersamamu, orang – orang malang..
Menyibak ilalang kebodohan, aku bangkit!
Menepis tirai kemalasan, aku bangkit !
Demi asa, demi angan, dan demi cita dalam romantisme kebenaran…
Aku dan kamu satu, kita bangkit !
(*AB)