Oleh: sn
“Aku mau hidup seribu tahun lagi,”
Ujarnya pada selembar kertas,
Seonggok tinta, dan saduran kata
Bermodalkan nurani
Diciptanya sajak-sajak keabadian
Bernafaskan gerombolan abjad yang lepas
Gerombolan abjad ini lekas bertutur
Berceloteh, tergelak
Melakoni perkara yang disodorkan dunia
Lalu ia kembali ngalor-ngidul
Ditulisnya kata, dihapusnya lagi
Ditulisnya kembali, dibuangnya kemudian
Ia tak lekang dimakan pelik
Kekal dalam bingkai-bingkai frasa
Berfondasikan cucuran peluh
Bertopang pada tiang-tiang hati yang rapuh
Dari dadanya terlontar
Bola-bola meriam kebebasan
Ditariknya pelatuk, dan dalam sekejap
Kematian hanyalah dongeng belaka
Ia abadi