
(oleh Zamachsyari Fathah, Informatika 2014)
Dalam salah satu kutipan kata di karakter sebuah animasi dari Jepang (anime). “Orang yang melanggar aturan adalah sampah, tapi orang yang meninggalkan temannya sendiri jauh lebih buruk dari sampah”. Kata-kata itu, menurut saya pribadi begitu menarik.
Soalnya ada hubungannya sama kehidupan saya.
Yaaaa sampah, tau ngga kalian sampah itu apa?
Ini kalau ada yang belum tau. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya. Itu kalo menurut KBBI, tapi kalau menurut saya pribadi, sampah itu orang yang merusak lingkungan sekitar dan tidak mau bertanggung jawab. Jadi sampah sendiri banyak artinya, mungkin kalian memiliki pengertian yang berbeda-beda tentang sampah.
Kemudian, apa sampah itu berguna? apa sampah ada manfaatnya?
Tentu saja bagi sebagian orang itu sangat bermanfaat. saya ambil contoh (mohon maaf sebelumnya), bagi orang yang kurang beruntung, pemulung, mereka nyari itu sampah buat kelangsungan hidup mereka, bawa pulang hasil carian itu buat makan keluarga mereka. Terus apa manfaat sampah bagi kalian? Kalau memang ngga ada manfaatnya, terus kenapa ngga dibuang?
Dulu waktu saya maba, saya pernah ikut dalam komunitas pembersih sampah(sebut komunitas karena itu kumpulan orang dengan tujuan yang sama).
Setiap ba’da maghrib, kita keliling bawa kantong plastik besar di gazebo. “Mbak, Mas ada sampah ?” kita buka kantong plastik dan mereka masukin tuh sampah ke sana. keliling seluruh gazebo dan mastiin kalo di meja dan sekitarnya udah gaada lagi sampah.
Tapi itu gak berjalan lama, karena pencetus komunitas ini sibuk dengan kuliah.
Nah kita meninjau gazebo Filkom sekarang nih. Yaa memang setiap pagi gazebo udah bersih, tapi kalian sadar ngga tiap malemnya tuh hampir disetiap meja penuh dengan sampah (botol bekas minum, plastik bekas makan, dll). Mungkin kalian yang sudah terbiasa dengan hal itu, ngga mempermasalahkan. Tapi kalian sempet mikir ngga, “Duh sampah siapa sih ini, kotor banget nih meja”. Yaaaa kalo kalian biasa-biasa aja dengan itu yaa terserah kalian, tapi menurut saya pribadi itu sangat mengganggu. Gazebo, tempat kalian nongkrong, main game, nugas, rapat, nunggu kuliah. Enak ngga kalo yang kita tempatin tuh bersih? enak kan?
Enak ngganya itu tergantung siapa? mestinya hal sekecil ini ngga jadi masalah kan. Tinggal buang sampah di kotak biru kuning di pinggir lorong, beres. Tapi apa susahnya sih buat kalian itu? apa pernah kalian pernah mikir. “Oh nanti mesti meja ini ditempatin orang, aku bersihin deh”. Tapi sebaliknya, di Filkom ini menurut saya menjadi masalah, walaupun ga besar.
ini masalah kecil banget yang ada di Filkom tapi banyak yang kurang merhatiin. Saya salut dengan salah satu lembaga yang menempelkan catatan penting(penting karena diisolasi biar ga ilang). catatan itu bagus banget , tapi apa kalian sempet baca sebelum kalian buat alas laptop / jadiin mousepad? setidaknya kalau kalian paham mesti ngarti artinya. Yaa, kalau kalian merasa biasa saja dengan itu sampah soalnya tuh sampah ada disamping, atau di bawah atau dipojokan dan jadi ngga ganggu aktivitas ya ngga papa.
Tapi kalau buat orang lain , kalian sempet mikirin orang lain ngga? Kalian yang suka pemandangan, enak ngga sih dilihat? ngga enak kan ? apa susahnya coba, habis makan minum,simpen di samping, terus pas ninggalin meja BAWA TUH SAMPAH !? ngga dibiarin di samping. Kalian udah ada tempatnya buat duduk, mestinya ada TEMPAT buat sampah. bukan di samping, di bawah, di pojokan meja.
Terus ada juga di “Earth Day” , ada himpunan yang ngadain acara ngumpulin sampah (botol plastik), dan yang ngumpulin dapet stiker. Itu bagus, setidaknya ‘mencoba’ buat nyadarin mahasiswa Filkom.
Tapi semua gerakan itu kurang begitu ngaruh. terus apa harus di buat aturan, “Buang sampah satu kali akan dikenakan denda 50 ribu, dan berlaku kelipatan jika mengulangi”. Saya fikir tidak perlu , soalnya kalian itu Mahasiswa dan ribet kalau buat aturan seperti itu.
Mari kita lihat apa arah gerakan Filkom ini, (1) apa Filkom ini dikenal dengan fakultas dengan “masalah sampah” di dalamnya?(2) Apa Filkom dengan ini dikenal dengan mahasiswanya yang ngerti “sampah”? (3) apa Filkom dikenal dengan mahasiswa yang peduli dengan “sampah”?
Yang pertama, dalam arti sampah bukan jadi masalah bagi mahasiswa Filkom, seperti debu di bawah alas sepatu.
yang kedua, dalam arti mahasiswa itu tau tentang sampah, tapi hanya sekedar tau.
yang ketiga, dalam arti mahasiswa itu tau tentang sampah, dan melakukan hal yang cukup benar tentang sampah.
kalian KBMTIIK yang nentuin arahnya Filkom kemana, kalian berhak kok.
Masalah ini sebenarnya masalah kecil untuk diatasi karna buang sampah bukanlah hal yang sulit dibandingkan dengan masalah yang ada di FILKOM yang ‘katanya’ lebih besar. Hal yang sangat mudah kita lakuin dan setidaknya kita meringankan mas mas petugas kebersihan filkom, soalnya kalau saya lihat, itu lantai sudah bersih masih saja dibersihin, ga kebayang capeknya gimana dibanding kita yang banyak ngeluh soal tugas, rapat gak berhenti-berhenti dan segala macem. Terus kalau kita buang sampah di tempat yang bener, bisa buat latihan bertanggung jawab sebagaiman kewajiban terhadap perut kita dengan mengisi makanan dan minuman, soalnya pasti ada hal besar yang menjadi tanggung jawab kita nanti.