Sebagian mahasiswa pasti mempunyai kegiatan lain di samping kuliah. Mengikuti organisasi baik dalam fakultas maupun universitas ataupun di luar kampus merupakan salah satu wadah untuk menampung kegiatan dan inspirasi mahasiswa. Sayangnya masih ada beberapa mahasiswa yang belum mengikuti kegiatan ini. Beragam pernyataan yang mereka katakan ketika ditanya “sudahkah mengikuti organisasi?”

 “Belum ikut, belum lolos seleksi kemarin. Sekarang belum ikut karena memang masih males. Isinya rapat-rapat terus kalau malam.”(WD)

“Organisasi? Nggak ikut sih, soalnya emang males. Mendingan main games.” (Hemmer)

“Belum sempet ikut, soalnya masih banyak-banyaknya tugas kuliah sama presentasi.” (Ega)

“Nggak ikut, ngurus kuliah aja udah susah gimana mau ngurus organisasi.” (Nino)

“Kalau ikut organisasi biasanya suka dicap warna, anak ini, anak itu, saya kan anak orang tua saya, hehe.” (Yuda)

“Sudah keluar, soalnya nggak sesuai sama yang dipikirin. Kalau sudah masuk, ternyata beda sama keinginan, akhir-akhirnya keluar.” (MG)

“Nggak ada yang menarik sama nggak ada motivasi buat masuk organisasi sih. Trauma. Pernah ada masalah sama organisasi lainnya, jadi nggak mau ikut lagi. Organisasi ganggu pelajaran plus ganggu keuangan.” (YH)

Memang banyak yang perlu dikorbankan ketika melakukan sebuah organisasi baik waktu, pikiran, tenaga, dan materi. Namun benarkah organisasi hanya sekedar membuang waktu dan pengganggu bagi kita?

Jika kita menengok sisi lain, banyak mahasiswa dibalik semua alasan tersebut justru aktif berorganisasi. Banyak alasan dan motivasi yang mereka mulai ketika awal masuk berorganisasi. Yang awalnya dimulai dari hanya sekedar ikut teman, mengisi waktu luang, sampai ada yang ingin mengejar “doi” kini malah benar-benar termotivasi dan berperan aktif dalam organisasi yang mereka ikuti. Mengapa demikian?

Dengan berorganisasi kita dapat menambah kawan, adik, kakak, dan relasi. Selain itu, kita juga dapat belajar banyak mengenai hal-hal di luar akademik seperti softskill. Softskill adalah kemampuan kita berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana cara kita bekerja dalam tim, menyeseuaikan diri, waktu, tempat, dan pikiran dengan orang lain. Bagaimana cara kita mengemukakan pendapat, pikiran, dan ide kita. Bagaimana cara kita mengatur diri untuk menempatkan seluruh jadwal kita sehingga semua dapat berjalan lancar dan optimal. Kesemuanya dapat kita pelajari dan kita kembangkan dalam organisasi.

Memang untuk saat ini kita belum merasakan manfaat organisasi secara langsung. Namun di masa depan kemampuan softskill ini adalah hal-hal dasar yang dinilai ketika kita bekerja. Meski banyak perngorbanan yang harus dilakukan tapi semua itu  tentunya memberikan manfaat tersendiri. Jadi, kenapa masih enggan berorganisasi? (Attiyah)