DISPLAY – Beberapa waktu belakangan ini, sejumlah kasus pencurian kendaraan bermotor di Lapangan Merah menjadi obrolan yang hangat dibicarakan civitas akademika FILKOM. Meski sejatinya lahan tersebut bukanlah lahan parkir yang telah ditetapkan oleh pihak rektorat, terbilang cukup banyak orang yang kerap memarkir kendaraan bermotornya di sana. Penuhnya lahan parkir yang sudah disediakan dan kemudahan akses parkir yang ditawarkan oleh Lapangan Merah menjadi pertimbangan beberapa orang untuk memarkir kendaraannya di lapangan yang berada diantara FILKOM, FKG dan FK tersebut.

Prijo Fermanto, selaku kepala keamanan UB menyayangkan terjadinya beberapa kasus pencurian kendaraan bermotor yang terjadi di Lapangan Merah. Ia mengungkapkan jika Lapangan Merah yang hanya dapat diakses melalui gerbang FKG merupakan ranah pengawasan dari fakultas, sehingga keluar masuk kendaraan di sana berada di luar pengawasan staff keamanan pusat. “Jadi masuknya kendaraan-kendaraan tersebut lewat FKG tentunya ya, keluar-masuknya lewat sana. Dan anggota saya ga ada yang di sana. Karena ranah kewenangannya itu dari keamanan FKG,” terangnya. Gerbang FKG yang langsung tersambung dengan jalan veteran dijaga oleh personil dari keamanan FKG. Dengan sumberdaya personil yang tidak banyak, agar tidak memberatkan keamanan FKG, maka jalan yang menyambungkan antara gerbang FKG dengan jalan-jalan universitas ditutup dengan palang. Kurangnya koordinasi antara keamanan fakultas dan keamanan pusat pun menjadi salah satu kendala dalam me-monitor kendaraan-kendaraan yang keluar-masuk melalui gerbang FKG.

Meski tidak diawasi oleh petugas pos parkir rektorat, masih banyak orang yang memarkirkan kendaraannya diluar tempat parkir yang telah disediakan, termasuk di Lapangan Merah. Ketika ditanya alasan mengapa parkir di Lapangan Merah, Muhammad Naufal, salah seorang mahasiswa prodi Teknik Komputer 2014 mengaku jika parkiran depan dan parkiran belakang FILKOM mudah penuh. “Parkiran depan dan parkiran belakang sering penuh, daripada motor kegores-gores. Terus deket juga ke gedung D kalo parkir di lapmer,” jawabnya. Gelis Marga, mahasiswa prodi Teknik Informatika 2015 membenarkan apa yang dikatakan Naufal. “Sering lecet gitu kalo parkir di parkiran belakang. Pernah kejadian helm hilang di parkiran belakang, yang awalnya helmku suka berpindah pindah tempat,” tuturnya. Selain itu terkadang beberapa kebijakan seperti pemeriksaan STNK yang tidak begitu ketat di gerbang FKG menjadi alasan beberapa orang memarkirkan kendaraannya di sana.

Lapangan Merah sendiri sejatinya adalah lahan yang diperuntukkan untuk pertemuan darurat, hal ini dikemukakan Heru Dintanufi, S.E., M.Si selaku kepala keuangan FILKOM. “Kalau diparkir itu bukan tanggung jawab kita (dekanat FILKOM, red.). Karena itu peruntukkannya bukan untuk lahan parkir tapi lapangan untuk pertemuan darurat,” jelas Heru. Mengenai penindaklanjutan dari kasus-kasus pencurian kendaraan bermotor Heru juga menambahkan bahwa staff keamanan FILKOM juga akan membantu memfasilitasi yang bersangkutan dengan mengarahkannya kepada mako untuk dapat melihat rekaman CCTV yang dimiliki FKG. “Jadi sifatnya security kita kalau ada yang kehilangan di situ bukan bertanggung jawab tapi membantu memfasilitasi, seharusnya diarahkan ke mana ini. Lapangan Merah itu sebenarnya masa transisi. Wilayahnya masuk wilayahnya FILKOM, cuma pengawasannya itu masuk ke FKG. Biasanya kalau untuk yang kehilangan begitu itu diarahkan, laporan dulu ke satpam pusat di mako. Di sana dikasih surat pengantar dari satpam pusat untuk ke FKG untuk lihat record,” tutupnya.(ifi)