
Rangkaian Acara Jelajah Almamater (RAJA) Brawijaya kembali berlanjut. Rangkaian acara kedua yakni Pembinaan Budi Pekerti dan Kepemimpinan (PBPK) dilaksanakan pada hari ini (18/9). Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, PBPK tahun ini bertepatan dengan perayaan hari perdamaian dunia yang diperingati setiap 21 September.
Mahasiswa baru juga dihimbau untuk membawa kado yang dibungkus rapi. Isi kado tersebut minimal Rp. 5.000,00 dan maksimal Rp. 10.000,00. “Di bulan ini ada momen hari kedamaian dunia. Kita himbau untuk membawa sebuah hadiah dalam bentuk kado yang kisaran harganya 5000 sampai 10.000,” ujar Ketua Pelaksana RAJA Brawijaya 2016, Akbaruddin.
Selanjutnya, maba akan menukarkan kado mereka dengan sesama maba. Setelah semua menukarkan kadonya, akan ditawarkan kepada maba untuk mengumpulkan kado mereka yang kemudian akan disumbangkan kepada yang membutuhkan. Namun tawaran ini tidak bersifat wajib. Hanya untuk maba yang berkenan saja.
“Jadi setelah saling tukar kado dengan temannya, akan ada himbauan. Gimana kalo misalkan kado yang baru temen-temen dapatkan disalurkan lagi kepada temen-temen kita yang membutuhkan? tidak ada paksaan dalam himbauan tersebut. Kado tersebut nantinya akan diberikan kepada misalnya panti asuhan, temen-temen sekolah yang memang sangat membutuhkan itu. Ya, disini kita hanya memfasilitasi saja. Kita kumpulkan, lalu didistribusikan kepada yang membutuhkan,” lanjutnya. Akbaruddin juga menambahkan bahwa esensi dari kegiatan tukar kado ini adalah agar maba peka terhadap lingkungan dan sosial. “Ada satu nilai yang kita tanamkan kepada mereka, yaitu untuk peka terhadap lingkungan dan sosial,” terangnya.
Dalam teknisnya, maba dibagi menjadi 2 shift. Shift 1 untuk maba FT, FISIP, FIA, FKG, FMIPA bertempat di gedung Samantha Krida dan maba FK, FP, Vokasi, FTP bertempat di UB Sport Center. Shift 1 dikhususkan untuk maba yang beragama muslim dan dilaksanakan pukul 03.45 – 10.10 WIB. Sedangkan untuk shift 2, maba yang berada di gedung Samantha Krida adalah maba dari FP, FEB, FIB yang beragama muslim serta maba seluruh fakultas yang beragama non muslim. UB Sport Center ditempati oleh maba FH, FILKOM, FPIK, FKH yang beragama muslim saja. Shift 2 dilaksanakan pukul 10.15-16.00 WIB.
PBPK atau yang dulu dikenal dengan PBP adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan mengenai moralitas, budi pekerti dan kepemimpinan kepada maba 2016. Penambahan kata Kepemimpinan, baru dirumuskan tahun ini oleh tim Panitia Rektorat dengan tujuan maba 2016 tidak hanya memiliki moral dan budi pekerti yang baik, namun siap mengamalkan moral dan budi pekerti tersebut sebagai seorang pemimpin bangsa nantinya.
“Jadi memang tujuannya ya kenapa ada Kepemimpinan tahun ini memang dirumuskan oleh Panitia Rektorat bawasannya pembinaan budi pekerti ini bukan hanya pembinaan untuk mempersiapkan generasi-generasi dengan budi pekerti yang baik, tapi mempersiapkan juga para calon pemimpin generasi bangsa yang memang sudah ditanamkan nilai-nilai budi pekerti yang baik,” tutur Akbaruddin.
Sesuai dengan namanya, akan ada materi leadership dan materi Religius Moralitas. Untuk materi leadership akan disampaikan oleh dosen dari UB sendiri yaitu dr. Arief Alamsyah MARS. (FK), Detha Alfrian Fajri, MM (FIA), Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos, M.Si (FISIP), Eko Andi Suryo, ST., MT., Ph.D (FT). Sedangkan materi Religius Moralitas akan disampaikan oleh Ummi Waheeda Binti Abdurrahman yang merupakan pemimpim Al-Ashriyyah Nurul Iman Boarding School Bogor dan Yosi Al Muzanni yang merupakan Founder & Pembina Klinik Nikah Indonesia, guru PAI SMK Multimedia Malang, writer, trainer, singer.
Setelah mendapatkan materi tersebut, maba akan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk melakukan diskusi. Untuk maba muslim akan didampingi oleh delegasi UAKI. Maba muslim juga akan melaksanakan sholat subuh berjamaah dan sholat dhuha untuk shift 1, sedangkan shift 2 akan ada sholat dzuhur dan ashar berjamah. Maba non muslim akan dimobilisasi ke tempat pembinaan sesuai agama masing-masing yang juga akan didampingi oleh delegasi tiap UAK. Maba beragama Budha dan Konghucu di Rumah Pintar lantai 1, Hindu di Fakultas Hukum lantai 6, Kristen Protestan di Graha Sainta MIPA, dan Kristen Katolik di MIPA Center. Berbeda dengan maba muslim, maba non muslim akan mendapatkan materi Religius Moralitas saat sudah berada di gedung-gedung tersebut.
Jika ada maba 2016 yang beragama selain ke enam agama tersebut, maka akan ada 2 opsi. Opsi pertama, maba tersebut dipersilahkan untuk memilih dan mengikuti pembinaan di salah satu agama yang menurut ajarannya paling mendekati dengan agamanya. Dan opsi kedua, maba tersebut akan dipulangkan terlebih dulu, mengingat saat kegiatan PK2MU ada maba yang mengaku Yahudi dan atheis.
“Terkait masalah mengantisipasi hal-hal yang memang kita gak tau, ya. Ada bahkan yang sampai tidak masuk dalam agama yang sudah kita siapkan. Ya kita kembalikan lagi ke mabanya. Karna yang kita ketahui setiap tahunnya berdasarkan data-data sebelumnya, maba yang masuk Universitas Brawijaya itu ya berdasarkan 6 agama tadi. Kita mengacu pada tahun lalu, kalau pada hari H ada yang memang bukan masuk kemana-mana kita kembalikan lagi ke mabanya. Karna mereka punya hak masing-masing. Hak nya ya kalo ingin mengikuti peribadahan seperti biasanya kita persilahkan, tapi kalau tidak pun ya silahkan. Seperti Konghucu kan sangat minoritas sekali ya, sangat sedikit sekali lalu kita gabung dengan agama Budha. Begitupun dengan agama-agama yang tidak masuk ke dalamnya, kita ikutkan ke agama-agama yang memang masih ada kesamaan lah, ” terang Akbaruddin yang juga merupakan mahasiswa FILKOM. (ay)