Beberapa minggu lalu, banyak mahasiswa FILKOM UB mengeluhkan kendala pada akses layanan WiFi-UB.x. Hal tersebut ternyata disebabkan oleh Controller Access Point yang terletak pada ruang server FILKOM mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi terletak pada access point gedung utama sehingga 90% gedung F FILKOM UB mengalami kendala dalam mengakses jaringan internet.

“Iya betul, perangkat infrastruktur (Read, Controller Access Point) kita mengalami kerusakan. Solusi sementaranya adalah kami dari PSIK FILKOM UB meminjam perangkat cadangan yang berada di STI UB” ujar Syauqy sebagai kepala PSIK FILKOM UB.  Akan tetapi, perangkat cadangan yang diberikan oleh STI saat ini tidak memiliki spesifikasi yang sama seperti perangkat yang dimiliki FILKOM sebelumnya sehingga sistem tidak bisa bekerja secara optimal. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya bottleneck dalam penggunaan perangkat cadangan.

Perangkat cadangan yang tidak seterusnya bisa digunakan, tentu mengharuskan FILKOM untuk menganggarkan dana guna mengganti perangkat yang rusak. “Dikarenakan harga yg masih cukup tinggi, serta terbatasnya ketersediaan pada distributor, maka tidak semudah dan secepat itu untuk mendatangkan perangkat (Read, Controller Access Point)” tambah Syauqy.

Mengingat sebentar lagi UAS akan dilaksanakan, Syauqy juga sempat menjelaskan bahwa panitia UAS sudah menyiapkan strategi agar UAS nantinya berjalan dengan lancar, salah satunya adalah rekayasa ruang ujian. Rekayasa ruang ujian dilakukan dengan memetakan beberapa penggunaan laboratorium gedung G untuk peserta ujian pilihan ganda. Hal tersebut diharapkan akan melancarkan peserta dalam mengakses VLM UB karena komputer yang ada di laboratorium menggunakan kabel LAN.

Namun, penggunaan laboratorium saja tidak cukup menampung mahasiswa FILKOM UB yang akan melaksanakan ujian sehingga beberapa ruang kelas pada lantai 2, 3, dan 4 juga dipakai agar ujian yang dilaksanakan nantinya berjalan lancar dan  tidak ada kendala. Ruang kelas yang dipilih dilihat berdasarkan kedekatannya dengan access point yang ada di setiap lantai. “Kami menggunakan beberapa ruang kelas saja setiap lantainya, di mana kami memilih beberapa ruangan yang dekat dengan access point  dengan harapan perangkat yang digunakan peserta akan menangkap sinyal paling kuat” jelas Syauqy. (zh)