Universitas Brawijaya (UB) masih memiliki beberapa permasalahan yang sampai saat ini belum terselesaikan, salah satunya adalah lahan parkir. Dengan jumlah seluruh civilitas UB, termasuk jumlah karyawan dan mahasiswa yang terus meningkat, tidak sebanding dengan jumlah lahan parkir yang tersedia. Akibatnya mahasiswa maupun karyawan kesulitan tiap kali ingin memakirkan kendaraannya.
Salah satu mahasiswa PTIIK mengaku, bahwa hanya untuk mencari lahan parkir, ia telah menghabiskan waktu hingga setengah jam. Saat ia akan parkir di parkiran Perpustakaan, ia mengaku ditolak karena penuh dan kemudian dialihkan ke parkiran milik FIB namun mengalami hal yang sama yaitu ditolak karena parkiran penuh.
Ini terjadi hampir di seluruh lahan parkir yang tersedia di UB. Seperti pantauan yang kami lakukan di parkiran PTIIK, parkiran motor terutama yang terletak di sebelah gedung Poltek sangat padat dipenuhi oleh kendaraan. Bahkan tempat yang dikhususkan untuk karyawan dan dosen malah ditempati oleh kendaraan mahasiswa. Ini dikarenakan lahan yang tersedia tidak cukup untuk menampung kendaraan yang ada. Begitu juga yang terlihat di parkiran sebelah Gedung B PTIIK yang sangat padat dipenuhi kendaraan, dan menjalar hingga jalan yang harusnya dilewati oleh pejalan kaki dan jalan keluarnya kendaraan bermotor menjadi tempat parkir kendaraan. Akibatnya, pemotor yang akan keluar masuk parkiran kesulitan untuk melewati jalan masuk. Bahkan saat ini di pinggir-pinggir jalan utama di UB juga dipakai sebagai parkiran, terutama untuk mobil.
Dengan biaya SPP dan uang gedung yang tidak sedikit, mahasiswa merasa fasilitas yang disediakan oleh UB tidak sepadan dan kurang memadai. Maka pada saat peringatan 100 hari pengangkatan rektor baru UB Prof. Dr. Ir. M Bisri, Mahasiswa melakukan beberapa tuntutan salah satunya masalah lahan parkir. Beberapa Perwakilan Mahasiswa tersebut meminta Rektor yang baru menuntaskan masalah lahan parkir dengan meyediakan lahan parkir yang baru dan melakukan penataan sistem parkir.
Sudah saatnya UB merancang sistem parkiran baru yang dapat menampung dan menata kendaraan bermotor yang ada. Dengan larangan mahasiswa baru tentang tidak bolehnya membawa kendaraan ke kampus dirasa bukan sebuah solusi. Perlu adanya solusi yang cerdas dan tepat untuk mengatasi permasalahan lahan parkir ini, tidak hanya oleh pihak birokrat namun juga perlu kerjasama yang baik dengan mahasiswa dan segenap warga UB. Selain itu komitmen kuat untuk mengatasi masalah lahan parkir ini juga sangat penting karena masalah ini bukan hanya untuk jangka pendek namun juga sangat berpengaruh pada jangka panjang kedepannya.(maudy, fahmi)