Sumber Foto: Akun Official Twitter Universitas Brawijaya
Jumat (16/10), Universitas Brawijaya (UB) mengumumkan ketentuan wisuda periode IX hingga XII melalui akun resmi Instagramnya. Menurut surat edaran yang telah diunggah, tercatat wisuda akan dilakukan secara dalam jaringan (daring) tanpa penggunaan toga. Hal ini menuai berbagai pertanyaan dari pihak mahasiswa yang lalu meramaikan unggahan tersebut.
Unggahan ini mendorong pihak Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (BEM FILKOM) UB untuk segera menghubungi Wakil Dekan I Bidang Akademik, Herman Tolle. Aruf Rachman Hakim selaku Koordinator Advokesma BEM FILKOM menyebut belum mendapat informasi terkait wisuda daring di luar unggahan akun resmi UB. Sementara itu, untuk mematangkan konsep wisuda daring, BEM FILKOM telah menyebarkan kuesioner kepada para mahasiswa yang telah melalui yudisium. Kuesioner ini mencakup pertanyaan mengenai kesesuaian konsep wisuda daring dengan keinginan para calon wisudawan, serta permintaan saran terkait konsep wisuda daring itu sendiri.
Rosintan Fatwa, wisudawati periode IX Program Studi Teknik Informatika 2016 menganggap pengumuman dan undangan wisuda daring yang dibagikan seminggu sebelum hari wisuda ini terkesan mendadak. “Kesan pertamanya ya kayak mendadak gitu, soalnya udah berbulan-bulan enggak ada kabar, tiba-tiba ada pengumuman wisuda dan itu seminggu sebelum acaranya. Kayak enggak etis aja gitu lo, mendadak banget. Mau jahitin kebaya aja enggak sempat,” keluhnya.
Ia menambahkan penyebaran informasi terkait wisuda daring sejauh ini dilakukan melalui group chat pada aplikasi WhatsApp (WA). Namun, group chat tersebut dapat pula diikuti oleh non-wisudawan karena link yang disebar secara terbuka. “Grup WA itu kan yang mau masuk ya udah masuk kan. Ya maksudnya enggak semua informasi merata juga enggak tahu sih. Nah makanya, jadi misalnya kita pengin masuk ke WA ya udah masuk kalau enggak ya ya udah,” tambah Rosintan.
Keanehan juga terlihat pada database calon wisudawan yang dapat disunting oleh pihak selain fakultas. Rosintan mengatakan bahwa calon wisudawan mendapatkan undangan beserta link database yang berisi daftar nama mahasiswa yang akan melakukan wisuda. “Hari pertama kedua undangan itu di-share kan kita dikasih link tuh siapa yang wisuda di periode IX, X, XI kan. Link yang dikasih itu mengarah ke database terbuka dimana orang-orang bisa ngedit dan bisa ngedrop, bisa juga ditambah. Tapi, hari ketiga sudah dibenerin, jadi enggak semua orang punya akses,” tuturnya.
Ia juga menyatakan pihak FILKOM tidak terlibat selama dua hari pertama, sehingga terdapat banyak isu simpang siur terkait toga serta ijazah yang mekanisme pengambilannya belum diumumkan secara resmi. Pihak FILKOM sendiri telah menyebarkan jajak pendapat melalui kuesioner yang berisi pertanyaan tentang ketersediaan mahasiswa dan proses pembagian ijazah. “Kayak minta pendapat dari mahasiswa gitu lah. Ijazah mau dibagikan bagaimana, terus wisuda mau gimana kayaknya dari mahasiswa. Yang jelas nanti (ijazah, red) diambil per periode sih. Untuk uang itu kita punya pilihan kita mau refund atau ambil toganya. Jadi kalau misalnya kita refund, ya sudah kita ga enggak dapat toga,” papar Rosintan.
Untuk pengambilan toga dan ijazah di FILKOM sendiri, belum ada pengumuman dari akademik bagaimana teknis pengambilannya. “Pengumuman dari akademik itu dia bilangnya untuk pengambilan ijazah ada pengumuman pastinya untuk teknisnya. Soalnya kita enggak boleh datang status rame-rame kan. Harus sesuai protokol COVID gitu. Jadi belum tahu (bagaimana teknis pengambilannya, red),” jelas Rosintan.
Terdapat banyak respons negatif dari mahasiswa mengenai unggahan wisuda daring di akun resmi Instagram UB. Mereka menyayangkan keputusan sepihak ini dan menolak secara terang-terangan. Bahkan, tidak sedikit mahasiswa yang menginginkan pihak rektorat untuk memberikan transparansi dana. Menanggapi hal ini, Aruf mengaku belum menerima kejelasan mengenai transparansi dana. “Belum ada jawaban dari (Wakil Rektor, red) Kemahasiswaan. Mungkin nanti untuk FILKOM sendiri kuusahain minta transparansi dana kalau tidak dikembalikan untuk dana toganya,” ujar Aruf.
Prosesi wisuda periode IX pada Sabtu, 24 Oktober 2020 berjalan tepat waktu tanpa ada hambatan. Prosesi pemanggilan nama diwakili dengan ditampilkannya foto wisudawan. Wisudawan hadir tanpa perlu menghidupkan kamera. Sehari sebelum prosesi, dilakukan geladi resik melalui Google Meet. Wisuda disiarkan secara langsung di Gedung Samantha Krida. “Di Samantha Krida itu ada perwakilan dari masing-masing fakultas satu. Jam 8 dimulai, on time sih. Aku selama wisuda off camera. Waktu nama kita disebutin itu cuma foto dan lewat foto ijazah yang kayak pakai kebaya nasional,”papar Rosintan. (una, lvy)