
DISPLAY – Minggu (29/04) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FILKOM telah mengadakan Aksi Pencerdasan yang dilakukan dalam Car Free Day (CFD) di Jalan Ijen, Malang. Aksi yang bertemakan Worthy Technology for Indonesia (WTF INDONESIA) ini mengangkat tiga isu utama, yaitu literasi media sosial, pembinaan orangtua terhadap anak dalam penggunaan teknologi, dan rendahnya bobot pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kurikulum Indonesia. Anggit Chalilur Rahman, Menteri Kebijakan Publik BEM FILKOM 2018, mengungkapkan bahwa aksi ini merupakan program kerja insidental menuju Hari Pendidikan pada 2 Mei mendatang. “Awalnya ini isu baru naik pas lagi kita ngumpul sama teman PTI (Pendidikan Teknologi Informasi, red), kita nyari apa keresahan dari teman PTI, kan dia bakal ngediriin himpunan kan, ngobrol-ngobrol banyak, terus kita juga dalam rangka Hari Pendidikan juga buat menuju 2 Mei, terus kita mikir kenapa enggak diangkat aja gitu pendidikan dengan bertemakan teknologi,” ungkap Anggit.
Pada aksi ini, BEM FILKOM secara garis besar menyuarakan kepada masyarakat terkait penggunaan media sosial yang baik dan benar sembari menyerukan kampanye anti hoax. Penyuluhan tentang pentingnya pendidikan moral dan pengawasan orangtua juga turut dipaparkan dalam poster dan stan yang disediakan untuk orangtua-orangtua penggiat CFD. Serta pemaparan-pemaparan akan kondisi pendidikan TIK di Indonesia juga tak luput dari aksi yang dilakukan pada minggu pagi lalu.
Dalam pelaksanaan aksi pencerdasan ini, BEM FILKOM sendiri telah melakukan kajian terkait isu yang dibawakan serta teknis pelaksanaannya dengan mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Teknologi Informasi. Kajian yang hanya dilakukan dengan prodi PTI ini didasari oleh problematika TIK dalam kurikulum mata pelajaran di Indonesia yang secara tidak langsung dapat berdampak pada mahasiswa-mahasiswa PTI. “Buat pembahasan isu kita ambil PTI saja, karena alasannya mungkin ini salah satu isu yang lagi dihadapkan bangetlah sama teman-teman PTI. Masalah dunia kerja juga, kan teman-teman PTI yang mungkin dunia kerja awalnya itu diarahkan untuk menjadi guru TIK, walaupun pada kenyataannya tidak semua, tapi kan itu salah satu isu yang dihadapkan teman-teman PTI,” ucap Anggit.
Untuk penggalangan massa selain dari internal BEM FILKOM sendiri, pihak BEM FILKOM juga turut merangkul mahasiswa-mahasiswa PTI dalam aksi pencerdasan ini. “Masalah penggalangan massa dari PTI sendiri itu kami menyerahkan langsung ke calon kahim-wakahim, cuman mungkin belum maksimal untuk penggalangan massa dari temen-temen PTI nya,” tutur Anggit. Selain dari mahasiswa PTI, ia juga mengungkapkan bahwa BEM FILKOM sendiri juga turut berkoordinasi terkait aksi ini dengan Lembaga-Lembaga Semi Otonom (LSO). “Walaupun mungkin waktunya agak mepet buat ngabari ke LSO, karena awalnya emang target kita buat aksi pencerdasan ini kita ingin galangin dari BEM. Awalnya, tapi akhirnya ada keputusan buat ya udah ngajak LSO aja, paling enggak udah ngajak,” tuturnya lagi.
Aksi pencerdasan ini mendapat tanggapan positif dari warga penggiat CFD, salah satunya Satrio asal Sawojajar mengungkapkan dengan adanya aksi ini dapat mengingatkan masyarakat khususnya orangtua dalam penggunaan teknologi. “Selama ini orangtua cukup bangga dengan anaknya masih kecil sudah bisa bermain HP segala macem, sudah bisa mengakses ini itu, sementara katanya yang tua gaptek. Nah ada pemahaman yang keliru dalam hal itu, itu sangat disayangkan,” ucapnya. “Dengan adanya muncul ide-ide seperti ini kita seolah-olah tersadarkan, seperti diingatkan, sangat bermanfaat sekali,” tambahnya.
Kedepannya setelah melakukan aksi ini, pihak BEM FILKOM telah berencana mengadakan pertemuan dengan Komunitas Guru TIK Indonesia untuk membahas kondisi pendidikan TIK di Indonesia. “Kita sebagai salah satu fakultas yang memang bertemakan teknologi dan kita juga punya salah satu prodi yaitu PTI ya kan Pendidikan Teknologi Informasi, itu kita juga bisa mungkin membantu ataupun ikut serta dalam menggalangkan apa yang ingin diperjuangkan oleh teman-teman komunitas guru TIK,” tutur Anggit. Ia juga menambahkan bahwa BEM FILKOM ingin memberikan sesuatu hal tersendiri untuk Hari Pendidikan pada 2 Mei mendatang. “Hari Pendidikan itu enggak selamanya berbicara tentang perguruan tinggi gitu loh, kita berbicara juga sama pendidikan di masyarakat luas. Makanya kita tanggal 29 juga ingin ngadain apa yang buat di masyarakat, tapi tanggal 2 Mei untuk perguruan tinggi di UB kita tetap ngegalangin juga,” tutupnya. (alf, rfd)