PK2 Fakultas PTIIK memasukin hari keduanya, tak banyak berbeda dengan hari kemarin acara PK2 berjalan cukup baik. Sambutan yang hangat dari Ketua Program kita yaitu Bapak Ir. Sutrisno dibawakan dengan humor-humor kecil yang membuat para mahasiswa baru tak bisa menahan tawa. Acara kembali dilanjutkan dengan ajakan jargon PTIIK “Satu Hati Satu Jiwa Satu TIIK” yang dipimpin oleh anggota BEM PTIIK untuk menyemangatkan mahasiswa baru yang akan menerima materi setelahnya.
Berlangsungnya acara PK2 Fakultas PTIIK ini tak lepas dari kerja keras Wakil Ketua Pelaksana yaitu Bapak Aswin Suharsono, berikut ini merupakan hasil bincang-bincang kami dengan beliau.
“PTIIK, Rumah Bagi Mahasiswa Baru”

Pesan tersebut disampaikan Aswin Suharsono, ST., MT. selaku wakil ketua PK2 PTIIK 2013 saat diwawancarai DISPLAY usai pemberian materi di hari kedua. “Diharapkan para mahasiswa baru dapat merasakan PTTIK sebagai rumahnya sendiri, dan kita
kenalkan suasana saling membantu,” ujar Pak Aswin. Beliau juga mengatakan bahwa jika mahasiswa baru merasa terbantu pada PK2 kali ini, maka pada di tahun berikutnya juga akan memberi timbal balik yang sama. Hal tersebut tersemat pada logo PK2 PTTIK 2013, dimana warna biru melambangkan dosen, oranye melambangkan mahasiswa, dan bentuknya yang melingkar, bergerigi ke dalam mengisyaraktan kebersamaan, kekeluargaan, dan rasa untuk saling membantu.

Perancangan konsep dilakukan beberapa bulan yang lalu. Bersama BEM dan DPM diadakan pertemuan untuk membahas taget yang diinginkan pada PK2 PTIIK 2013. Konsep
yang ditawarkan sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar konsep dasar PK2 PTIIK 2013 diusulkan oleh dosen, sedangkan untuk Krida PTTIK mahasiswa lah yang lebih banyak berperan, memberi ide dan gagasan. “Mahasiswa baru dianggap sudah dewasa, jadi tidak perlu diatur dan diteriaki,” kata pak Aswin. Konsep baru ini diterapkan karena sejak tahun 2011 telah diwacanakan model pendampingan, namun tidak dapat terealisasikan, ini disebabkan banyak mahasiswa (panitia) yang apatis, dan menghilang setelah target PK2 ditetapkan.
Menurut pak Aswin ada beberapa sisi buruk dari konsep PK2 PTIIK 2013; seperti mahasiswa yang akan “ngelunjak” karena diberi didikan yang terlalu santai, dan para mahasiswa baru tidak memiliki rasa hormat pada dosen maupun kakak tingkat. Disamping itu kurangnya rasa kebersamaan antar mahasiswa, beberapa pemateri yang datang terlambat, serta adanya “crash” dengan fakultas lain menjadi kendala minor PK2 hari ini, namun secara umum PK2
PTIIK 2013 berjalan lancar.
Pak Aswin berharap agar PTIIK dibangun atas iklim saling menolong, sehingga dalam keluarga ini dapat saling membantu satu sama lain, tanpa memandang senioritas. Sikap dari para mahasiswa baru ini sedikit-banyak juga bergantung dari sikap pendamping, panitia, dan dosen yang sepatutnya memberikan contoh yang baik kepada pada mahasiswa baru. “Kalo bisa mudah, kenapa harus dipersulit ?,” tutup pak Aswin (Kur, NN).