Ribuan mahasiswa dan berbagai organisasi masyarakat menggelar aksi di depan gedung DPRD Kota Malang dan Balai Kota Malang pada Jumat (23/08/2024). Massa menuntut untuk membatalkan revisi UU Pilkada dan mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Massa mulai turun ke lokasi sekitar pukul 14.30 WIB dengan melakukan orasi hingga menyorakkan kata-kata revolusi. Selain itu, massa dari mahasiswa melakukan long march dari Stadion Gajayana hingga tiba di depan gedung.

Aksi ini diwarnai dengan kericuhan antara massa dengan pihak kepolisian. Sekitar pukul 15.57 WIB, massa membakar ban di depan gedung DPRD Kota Malang dan pihak kepolisian merespon dengan menembakkan gas air mata. Massa juga memaksa masuk ke dalam gedung DPRD hingga akhirnya mereka menjebol pagar sisi barat gedung.

Dalam aksi ini, mahasiswa dari seluruh fakultas yang ada di Universitas Brawijaya turut berpartisipasi, menunjukkan kekhawatiran mereka terhadap isu nasional ini. Selain itu, mahasiswa dari Universitas Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Politeknik Kesehatan Malang, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ibnu Sina, Universitas Islam Negeri Malang, Universitas Merdeka, Universitas Islam Malang, dan Politeknik Negeri Malang juga turut bergabung dalam aksi ini.

Para mahasiswa menolak audiensi diluar gedung bersama dengan ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika. Sebaliknya, para mahasiswa meminta audiensi di dalam gedung bersama perwakilan dari semua fraksi DPRD.

Poin tuntutan telah ditandatangani oleh 4 fraksi dari total 6 fraksi DPRD Kota Malang. Fraksi tersebut antara lain yaitu PKB, Gerindra, PDIP, dan PKS.

“Hari ini kami sampaikan tuntutan mahasiswa ke DPR RI. Bukti penerimaan dari Sekretariat DPR RI segera kami kirimkan ke seluruh fraksi,” ujar Made. Ia juga menambahkan bahwa seluruh jajaran DPRD akan mengirimkan tuntutan para demonstran kepada DPR RI.

Meskipun DPR RI telah membatalkan pengesahan revisi UU Pilkada, para mahasiswa tetap berencana untuk berdemonstrasi karena tidak ingin lengah. “Ini hanya sebuah pembohongan publik, agar kami kembali tenang,” ujar Aksal, salah satu koordinator lapangan dari HMI Malang yang ada di demo tersebut.

Menurutnya, aksi demonstrasi mahasiswa merupakan ungkapan dari rasa marah, empati, keresahan, dan kekhawatiran terhadap kondisi bangsa saat ini. “Kami berharap pemerintah tetap mendengarkan aspirasi rakyat dan menjalankan konstitusi yang berlaku,” tambahnya.

Sekitar pukul 19.00 WIB massa sudah mulai membubarkan diri dan kondisi lalu lintas di sekitar taman tugu telah kondusif kembali sekitar pukul 19.30 WIB.

(SM)