
DISPLAY – Pemungutan suara menggunakan e-vote mulai diterapkan pada Pemilwa FILKOM 2016. Peralihan sistem pemungutan yang semula konvensional menjadi digital ini bukan tanpa sebab. Penerapan e-vote pada Pemilwa tahun ini tak lain merupakan hasil dari pertemuan antara DPM FILKOM dan Dekanat. “Yang mengusulkan itu hasil diskusi antara DPM dan Pak Edy (Wakil Dekan III, red),” jelas Dian Ayu, Ketua Pelaksana Pemilwa FILKOM 2016. Ide menggunakan e-vote sendiri sudah ada sejak lama, hanya saja baru terlaksana pada tahun ini karena pertimbangan khusus. “Karena penggunaan e-vote membutuhkan persiapan yang benar-benar matang dari segi keamanan data,” terang mahasiswi SI ini.
Selain keamanan data, Dian juga menjelaskan keunggulan dan kelemahan pada e-vote diantaranya adalah mengurangi penggunaan kertas dan permasalahan listrik. “Bisa digunakan untuk jangka panjang, menekan biaya kertas suara. Kekurangannya lebih ke permasalahan listrik sih,” ujar Dian. Sejatinya, penggunaan e-vote harus siap pada permasalahan listrik dan server down. Ketika server mengalami down, panitia pelaksana tidak mempunyai kapabilitas dalam penanganan. “Itu yang nanggung (penanganan server down, red) pihak TIK,” ungkap Dian.
Dalam pengadaan perangkat, panitia merencanakan memakai empat unit. Empat perangkat e-vote tersebut akan tersebar di dua TPS dengan pembagian dua unit di tiap TPS. Dian mengakui, cara tersebut merupakan upaya untuk menghindari antrian panjang ketika pemungutan suara berlangsung. Sebelum pemungutan suara, tata cara penggunaan e-vote akan dirilis di LINE@ Pemilwa FILKOM. “Nanti akan segera disosialisasikan melalui video,” tandas Dian.
Implementasi e-vote menuai berbagai tanggapan positif dari mahasiswa FILKOM. “Karena lebih gampang. Tinggal klik kan ya,” ujar Dias Aditya, mahasiswa SI 2013. “Pokoknya selama itu lebih simple ya tak pilih,” kata Bintang Fajrianti, mahasiswi SI 2013. (ch, ras)
Sumber gambar: Pemilwa FILKOM 2016