
Sertifikat PK2MABA memiliki fungsi penting bagi mahasiswa, seperti halnya untuk memperoleh beasiswa, syarat aktif berorganisasi, serta syarat ujian skripsi. Pendistribusian sertifikat untuk mahasiswa angkatan 2017 sendiri sudah sesuai dengan timeline yang ada, yaitu setelah inaugurasi. Namun rupanya pendistribusian itu melompati angkatan sebelumnya, yaitu angkatan 2016 yang sampai saat ini belum mendapatkan sertifikat PK2MABA.
Menanggapi hal ini, Edy Santoso selaku Wakil Dekan III menyampaikan bahwa beliau baru mengetahuinya saat dimintai keterangan. “Belum tau, baru ini diberitahu karena dari dekanat sudah mencetak lama, sudah dikasihkan tinggal distribusi aja,” ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa penanganan terkait dengan sertifikat PK2MABA terus diusahakan agar dilakukan dengan sebaik-baiknya. “Dari awal sejak berdirinya PTIIK kita berusaha sekali untuk bagaimana ini dapat ditangani sebaik-baiknya dan termasuk sertifikat ini mestinya sudah, saya kira sudah didistribusikan,” ucapnya.
Ketua Pelaksana PK2MABA 2016, Mochammad Ali Hafidz, mengatakan salah satu alasan belum dibagikannya sertifikat dikarenakan adanya transisi penilaian kelulusan yang dimulai pada angkatan 2016. Dimulai sejak tahun itu, setiap mahasiswa memperoleh 2 sertifikat. “Yang 2016 kan kemaren emang transisi. Kita juga gatau permintaan dari dekanat ya seperti itu. Tahun 2014, 2015 sertifikatnya satu baru 16 yang dua. Karena salah satu penilaiannya dari startup tahun transisi,” ujarnya.
Menurut pemaparan Edy, PK2 merupakan program dari rektorat dan diberlakukan sesuai dengan SK Rektor selama maksimum 4 hari. “Jadi selama ini kan dibuat 3 hari ya. 1 hari di universitas, 2 hari dilakukan di fakultas. Nah terus ada namanya Krida Mahasiswa, nah di FILKOM itu dinamai Startup Academy itu yang dilaksanakan pada hari Sabtu untuk hal-hal yang belum ditangani terkait dengan pengembangan kelembagaan, mungkin ada PKM. Jadi supaya temen-temen lebih mengenal lagi di FILKOM. Kalo sudah lulus PK2 ya sudah kasihkan (Sertifikat PK2, red). Nah krida ini biasanya setelah nanti inaugurasi itu segera dikasihkan,” tandasnya.
Ali beranggapan pemisahan sertifikat menjadi dua ini dikarenakan penggunaannya yang berbeda. Setifikat PK2 digunakan sebagai syarat yudisium, sedangkan sertifikat startup rencananya akan dimasukkan ke dalam SKM (Satuan Kegiatan Mahasiswa). “Sertif PK2 dari dekanat itu mintanya dipisah. Jadi untuk yang PK2 ini emang bener-bener dibuat yudisium. Kalo startup-nya rencananya dari Pak Edy ada SKM jadi standar itu bisa dimasukan kesana. Jadi untuk lulus, seorang mahasiswa juga harus bisa mencapai nilai minimal dari SKM-nya. Tapi memang belum direalisasikan untuk tahun ini,” terangnya.
“Kalo SKM (Satuan Kegiatan Mahasiswa) istilahnya SEKUEN (Satuan Kegiatan Ekstrakurikuler Mahasiswa) jadi temen-temen nanti punya CV namanya. Jadi seluruh kegiatan yang selama dilakukan di kampus itu akan diakui semua, baik dari sisi akademik, ataupun kemahasiswaan, ataupun yang non akademik. Di FILKOM nanti punya SKM itu dikelola bareng-bareng, termasuk istilahnya ya jadi situs resmi fakultas. Jadi temen-temen nanti punya ijazah, transkrip akademik, terus punya transkrip non akademik. Jadi misalkan ikut kepanitiaan, ada buktinya sertifikat. Dan itu nanti dipake untuk syarat daftar skripsi. mahasiswa yang aktif supaya terakomodir. Dan saya kira tidak terlalu membebani. Apalagi temen-temen masuk kan otomatis ikut PK2, dan PK2 ada poinnya cukup tinggi, termasuk krida. Makanya nanti dibuat sertifikat kan ada poinnya masing-masing,” jelas Edy saat ditanyai perihal SKM.
Selain masalah transisi, Ali juga mengungkapkan alasan keterlambatan ini dikarenakan kurangnya koordinasi dari pihak panitia ketika mencetak sertifikat dan juga hasil pengajuan dana berupa barang. “Waktu itu kita emang ngajuin dana ke dekanat, tapi mereka ngasihnya kertas. Nah kita print sendiri ternyata waktu pas nge-print ya emang mungkin kesalahan saya dan panitia saya jadi ada yang salah. Jadi intinya saya mungkin lupa foll-up. Jadi ya sebagian sertifnya itu telat,” tambahnya.
Mendengar hal itu, Edy mengaku kurang tahu dengan masalah itu. “Ini saya juga kurang tau ya, kenapa ngga lapor ke saya. Mestinya kalo ada apa-apa mestinya lapor ke saya. Jadi kalau ada kendala atau apa mestinya ada laporan supaya kita bisa menindaklanjuti termasuk terkait dengan pembiayaan,” terangnya.
Saat ini sertifikat kelulusan PK2MABA dan Startup Academy untuk angkatan 2016 telah selesai diproses. Hanya saja saat ini masih dikelompokkan sesuai dengan program studi masing-masing dan dilakukan pengambilan melalui ketua angkatan. “InshaAllah besok (27/02, red) kalo hari ini kelar dijadiin satu satu prodinya. Besok tinggal dibagiin ke ketua angkatan. Kalo TI, PTI kan ngga ada himpunannya, jadi tak bagiin rata. Iya biar mereka terpusat di ketua angkatanya. Nanti saya sama ketua angkatan akan ngobrol lagi lah ya, enaknya gimana. Kalo ketua angkatannya ngga nyanggupin ya saya kasih ke sana,” ujar Ali.
Ali juga menyampaikan permohonan maaf untuk mahasiswa angkatan 2016, “Aku minta maaf untuk teman-teman 2016 jadi mungkin karena memang kesalahan saya pribadi atau kesalahan dari panitia saya, distribusi dari sertif ini terhambat. Jadi InshaAllah minggu ini udah dibagi dan tahun depan juga saya wanti-wanti jangan sampe mengulangi yang terjadi di tahun saya,” tutupnya. (nh)