Kegiatan perkuliahan semester genap 2021/2022 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB) direncanakan mengikuti sistem yang unik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebagai wujud pemulihan suasana pembelajaran dalam pandemi, FILKOM telah mempersiapkan mekanisme perkuliahan yang mulanya dalam jaringan (daring) menjadi luar jaringan (luring) bertahap secara hybrid. Keputusan ini ditetapkan pada Senin (17/01) oleh dekanat dan berlaku terhadap kegiatan perkuliahan, bimbingan skripsi, magang, ujian skripsi dan thesis, serta bentuk perkuliahan lainnya.

Konsep perkuliahan hybrid sendiri adalah kegiatan perkuliahan di mana dalam suatu kelas, sebagian dari mahasiswa bisa mengikuti kelas secara langsung di kampus sementara sebagian mengikutinya secara daring menggunakan platform seperti Zoom layaknya yang telah dilangsungkan selama hampir 2 tahun terakhir. 

Meski tertulis bahwa perkuliahan akan dilakukan bertahap secara hybrid, Herman Tolle selaku Wakil Dekan 1 Bidang Akademik FILKOM UB  menjelaskan bahwa kegiatan perkuliahan diprioritaskan secara luring. “Kami memfasilitasi kelasnya sebagian bisa mengikuti kampus (luring, red), sebagian lagi bisa mengikuti secara daring melalui Zoom seperti biasanya tapi bersamaan,” ujar Herman. “Secara umum, kita minta semua mahasiswa ke Malang karena kuliahnya secara luring, cuma dia bisa masuk ke kelasnya itu tidak setiap minggu, gantian.”

Meski begitu, Herman berpendapat bahwa tidak seluruh mahasiswa diwajibkan ke Malang. Contoh kasus yang diberikan yaitu mahasiswa yang khawatir akan resiko tertentu ketika menerima vaksin atau komorbid. “Itu wajib ada surat keterangannya,” tambahnya. Herman lanjut menyebut mahasiswa yang tidak wajib untuk datang ke kampus meliputi mahasiswa yang sedang mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM),  di mana program tersebut dinilai sebagai program luar kampus sehingga semestinya tidak diperbolehkan mengambil perkuliahan reguler.

Herman juga meluruskan miskonsepsi umum mengenai salah satu poin pada surat edaran terkait perkuliahan hybrid ini, di mana dinyatakan bahwa kapasitas maksimum mahasiswa di dalam area perkuliahan sebanyak 50% dari kapasitas kelas dan gedung perkuliahan. “Akan ada kelas yang luring dan ada yang daring (di saat bersamaan, red). Misalkan dalam 1 jam yang sama, di jam 7 pagi kita ada 20 kelas, 10 dari kelasnya akan kuliah di kampus FILKOM, 10 kelasnya akan mengikuti perkuliahannya secara daring, minggu depannya gantian,” jelasnya. 

Berdasarkan data yang diperoleh akademik melalui formulir pendataan mengenai kesediaan perkuliahan tatap muka, terdapat 10% mahasiswa yang tidak sanggup melaksanakan perkuliahan secara luring. Oleh karena itu, akan tetap diadakan pelatihan untuk para dosen untuk mendukung konsep perkuliahan hybrid. Selain itu, Herman juga mengabarkan bahwa kemungkinan akan diberikan 1 kelas daring untuk memfasilitasi mahasiswa yang tidak bisa melakukan perkuliahan secara luring. Hal ini berlaku sama bagi kelas praktikum yang diharapkan berlangsung secara luring dengan hanya 1 kelas daring.

Sayangnya, perkuliahan kali ini tidak akan dihiasi oleh keramaian kantin FILKOM karena FILKOM masih belum membolehkan area kantin untuk beroperasi. “Mahasiswa dimohon bisa mematuhi protokol kesehatan, ketika keluar kelas tidak bergerombol di tempat tertentu yang ramai meski banyak tempat duduk,” pesan Herman. (una)