Tahun ini, umat Islam di Indonesia memulai ibadah puasa di hari yang berbeda. Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan metode penentuan awal Ramadan oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Akan tetapi, kemungkinan besar hari raya Idul Fitri tahun ini jatuh pada hari yang sama. 

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah (LF) menetapkan bahwa awal Ramadan tahun 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 12 Maret 2024. Data hasil perhitungan oleh LF PBNU menunjukkan bahwa hilal sudah diatas ufuk namun tidak memenuhi kriteria imkanur rukyah (kemungkinan hilal dapat dilihat). Meskipun hasil dari perhitungan LF PBNU menunjukkan bahwa hilal belum memenuhi kriteria visibilitas, PBNU tetap menetapkan awal ramadhan berdasarkan hasil rukyatulhilal tersebut.

Berbeda dengan NU, Muhammadiyah menggunakan metode hisab wujudul hilal hakiki atau perhitungan astronomis. Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan bahwa bulan sudah berada di atas ufuk untuk wilayah Indonesia, kecuali di Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua Barat Daya pada 10 Maret 2024. Berdasarkan hasil hisab tersebut, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Sayuti pada (20/1/2024) menyampaikan bahwa 1 Ramadan 1445 H jatuh pada 11 Maret 2024. 

Walaupun terjadi perbedaan dalam penentuan awal Ramadan antara Muhammadiyah dan NU, hari raya Idul Fitri kemungkinan besar akan dilaksanakan pada hari yang sama, yaitu pada tanggal 11 April 2024. Ini berarti Muhammadiyah melaksanakan puasa selama 30 hari, sedangkan NU melaksanakan puasa selama 29 hari.

(PN, SM)