Berbeda dengan tahun sebelumnya, Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam lingkup Universitas Brawijaya (UB) dikemas dengan format Mahasiswa Membangun Desa (MMD) yang difokuskan untuk mencapai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) desa, dengan target 1000 desa di Jawa Timur. MMD merupakan hasil usulan untuk memusatkan kegiatan KKN yang sebelumnya dikelola oleh setiap fakultas menjadi dikelola langsung oleh universitas melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya. Untuk menyambut kegiatan MMD pertama ini, beberapa persiapan terkait dengan MMD telah dilakukan oleh LPPM Universitas Brawijaya mulai dari melakukan sosialisasi dan membuka pendaftaran.
Usulan MMD oleh universitas disambut baik oleh fakultas-fakultas di UB termasuk Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM). Dengan beberapa pertimbangan seperti program yang tumpang tindih antar fakultas, keefektifan program, dan pendanaan. Program MMD dianggap lebih efisien dan dapat mencapai target yang lebih baik karena dapat melakukan kolaborasi antar fakultas sehingga program yang dijalankan akan lebih bermanfaat, bervariasi, dan tepat sasaran.
Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Komputer, Herman Tolle, berpendapat bahwa dengan adanya MMD, fakultas-fakultas di UB dapat saling berkolaborasi membuat program yang bervariasi. Herman juga mengusulkan pembagian mahasiswa dalam satu kelompok disesuaikan dengan program prioritas di desa. Misalnya, program prioritas di suatu desa membutuhkan mahasiswa FILKOM lebih banyak sehingga jumlah mahasiswa FILKOM di kelompok desa tersebut bisa mencapai 3 sampai 4 mahasiswa. Usulan ini bertujuan agar tidak kekurangan orang di program prioritas yang spesifik di bidang tertentu.
Sama seperti di tahun sebelumnya, pendanaan yang dicakup oleh universitas tidak termasuk kebutuhan pribadi mahasiswa, “Belum ada detail terkait dengan penganggaran tetapi yang sudah dibahas adalah biaya transportasi, biaya pelaksanaan kegiatan, dan biaya DPL saat berkunjung ke lokasi. Sedangkan yang tidak termasuk adalah biaya pemondokan dan biaya makan mahasiswa,” ujar Herman.
Herman juga menambahkan bahwa saat ini FILKOM dan LPPM Universitas Brawijaya sedang membahas dan mempersiapkan detail dari MMD, termasuk juga program kerja beserta tema yang nantinya akan dilaksanakan oleh mahasiswa. “Kita berharap mahasiswa FILKOM bisa menyiapkan diri untuk mengikuti kegiatan MMD agar kegiatan tersebut terlaksana dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik.” (az, rd)