
Kegiatan pemilihan wakil mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (PEMILWA FILKOM) sudah berada di depan mata. Acara demokratis fakultas dimana para mahasiswa akan memilih presiden dan wakil presiden serta para anggota DPM ini akan dilaksanakan pada 27 Desember 2022 jika mengikuti timeline dari panitia pelaksana.
Kegiatan demokratis itu pun tidak luput dari berbagai isu dan permasalahan. Mulai dari sentimen para pasangan calon presiden BEM yang diduga melaksanakan kampanye sebelum waktu ditetapkan oleh panitia pelaksana, pergantian mendadak tema debat sebelum hari-h, hingga pembahasan progres pemilwa oleh panitia pelaksana pada sidang istimewa IV yang dilaksanakan pada 23 Desember 2022.
Adapun sidang tersebut membahas mengenai perubahan AD/ART Filkom UB dan juga penjelasan progres pemilwa dari panitia pelaksana. Sidang dilaksanakan secara dalam jaringan (daring), dimulai dari pukul tujuh malam serta dihadiri perwakilan berbagai LO dan LSO.
Pembahasan perubahan AD/ART Filkom, relatif tidak ada kendala dan suasana masih bisa dibilang cukup kondusif. Berbeda dengan pada saat pemaparan progres oleh panitia, situasi mulai tidak kondusif ketika dibeberkannya 2 calon anggota DPM yang ternyata tidak memenuhi kriteria, adanya protes dari salah satu mahasiswa karena dirasa pemilwa ini telah melanggar undang-undang KBM FILKOM, hingga munculnya order untuk menghentikan pemilwa itu sendiri.
“Terkait kinerja PANWAS dalam pemberkasan, apakah mereka bekerja dengan baik? secara ga langsung kita sudah melanggar undang undang? trus ini jadi tanggung jawab siapa?” Tanya Mauna Moh. Wahyu S. KBM FILKOM TEKKOM 2019 kepada DKPP. Sidang berlanjut dengan peninjauan kembali pada UU PEMILWA FILKOM sehingga menghasilkan kesepakatan penghapusan pasal 21 ayat 2 poin l UU PEMILWA FILKOM yang berbunyi “Memiliki paling sedikit 2 (dua) pengalaman sebagai pengurus organisasi kemahasiswaan dan/atau kegiatan kepanitiaan mahasiswa”.
Sangat disayangkan berbagai kesalahan dan keterlambatan dalam pemilwa tahun ini. Panitia pelaksana dianggap seharusnya lebih bisa menghadapi segala macam kendala dan permasalahan dalam proses pemilwa dengan lebih profesional.
Seorang Calon Wakil Presiden BEM dari pasangan calon urut satu, Davala Safa, bahkan mengunggah keluh kesahnya mengenai pemilwa tahun ini melalui akun Instagram pribadinya. Ia menuliskan beberapa pernyataan yang ditujukan kepada panitia karena merasa dirugikan dalam pemilwa kali ini. “Sorry to Say tapi jujur ngerasa banyak dirugikan sama pemilwa” tulisnya pada akun @davala.safa. Selain itu, ia juga menuliskan beberapa poin terkait dengan kejanggalan yang dilakukan oleh panitia. Ia juga berharap akan adanya evaluasi dari panitia agar pemilwa mendatang dapat dilaksanakan dengan baik.
Nanda Amaliatus Sholicha selaku steering committee pemilwa mengakui pemilwa tahun ini kurang maksimal karena tidak dipersiapkan dengan matang sejak awal. “Meski pemilwa itu independen, tapi sebelum terbentuknya panpel pemilwa/dkpp, harusnya mereka (Red. DPM) mempersiapkan ini semua.” Jelas Nanda. Pelaksana atau siapapun yang terlibat dalam pemilwa diharap dapat lebih telaten dan ulet dalam melaksanakan tugasnya, menentukan timeline yang lebih fleksibel agar dapat menghadapi permasalahan seperti kekurangan calon atau keterlambatan pengumpulan berkas.