Meja bersekat yang berisi laptop di dalamnya merupakan benda pertama yang terlihat ketika memasuki ruang tes IC3, atau tes sejenis di Gedung Inkubator Bisnis (InBis) lantai 2, Universitas Brawijaya. Ruangan ini bersebelahan dengan ruang tes TOEIC atau TOEFL yang juga berada di lanntai dua. Kabar Burung mengatakan bahwa gedung ini nantinya akan menjadi tempat mahasiswa
vokasi berkuliah. Sementara pembangunan yang terlihat di samping Asrama Mahasiwa merupakan gedung InBis yang baru.
Tes IC3 -yang katanya- wajib bagi seluruh mahasiwa Universitas Brawijaya dilakukan dalam ruangan kecil yang dapat menampung sekitar 40 peserta, tergantung dari kemampuan perangkat yang digunakan saat melakukan tes. Kenapa ? Karena pada dasarnya Laptop dan koneksi yang tersedia sudah sangat baik, namun entah data dari server, atau kiriman paket lain yang menjadikan tes ini menjadi sangat lama. Kurang jelas apa permasalahan utamanya. Bagaimana bisa 1 soal yang sebenarnya bisa dijawab kurang dari 15 detik, menjadi 4 sampai 7 menit ? Bayangkan, kejenuhan dalam ruang ber-AC, menggigil dingin, berdebar menanti soal berikutnya, belum lagi kebingungan menjawab. Untungnya, panitia
dan pengawas sangat baik hati rela memberi waktu tambahan yang berbeda dari timer soal di komputer.

Ada 3 modul yang dikerjakan pada tes ini, masing-masing diberi waktu 45 menit sehingga total waktu yang diberikan adalah 2,5 jam. Namun normalnya, kita tidak akan menghabiskan waktu 2 jam tersebut karena 1 modul dapat selesai dalam 25 menit, sehingga semuanya akan berakhir dalam 75 menit (tapi tetap tergantung dari kemampuan individunya). Namun akibat soal yang terlalu lama “loading”, progress bar yang mandeg, proses loading selesai, hingga muncul error warning retry connection, maka pemborosan waktunya mencapai 1 jam 15 menit. Belum lagi para peserta yang diharuskan keluar saat lemotnya kumat. Jika sudah selesai dimaintenance, barulah nama peserta dipanggil satu-persatu memasuki ruangan dan mengerjakan soal kembali. Pihak penyelenggara seharusnya memberikan perhatian yang lebih agar masalah seperti ini dapat diminimalisir dan tidak terulang. (kur)