DISPLAY – Hari ini, 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Aliansi Brawijaya Menggugat jilid II hari ini menyuarakan tuntutan ke pihak rektorat yang sebelumnya sudah diadakan konsolidasi terkait persiapan aksi 2 Mei oleh pihak EM UB. Aksi ini dimulai dengan longmarch yang dilakukan oleh EM UB dalam rangka menjemput massa di tiap-tiap fakultas, kemudian massa yang terdiri dari perwakilan BEM tiap fakultas, Himpunan Mahasiswa, Persma, dam perwakilan UKM ini berkumpul di titik utama aksi yaitu di depan Gedung Rektorat. Heri Al-Ghifari selaku Menteri Koordinator Pergerakan EM UB membuka aksi dengan sambutan dan memberikan kesempatan untuk masing-masing perwakilan tiap fakultas memberikan orasinya.

Dalam aksi kali ini, Aliansi Brawijaya Menggugat jilid II memperjuangkan 6 tuntutan, diantaranya:

  • Menuntut pemberian legitimasi kepada mahasiswa vokasi untuk mengawal dan menyelesaikan permasalahan vokasi
  • Menolak PTN-BH UB dan menuntut pemberian transparansi informasi kajian dari tim khusus PTN-BH UB
  • Menuntut untuk meningkatkan infrastruktur, pelayanan dan pendidikan yang lebih inklusif
  • Menuntut untuk transparansi progres perizinan PSDKU, pembangunan, dan aliran dana UB Kampus 3 Kediri
  • Menuntut meningkatkan sistem keamanan dan fasilitas penunjang sarana pendidikan di UB
  • Menolak kredit pendidikan berbunga

Dari 6 tuntutan tersebut, 3 diantaranya adalah tuntutan yang tidak berkesudahan terkait dengan masalah vokasi, PTN-BH, dan UB Kampus 3 Kediri. 3 tuntutan lain adalah permasalahan baru seperti student loan, fasilitas dan keamanan yang masih kurang, serta fasilitas inklusif bagi para penyandang disabilitas.

Selagi massa melakukan orasi di bagian depan Gedung Rektorat, pihak rektorat mempersilahkan 12 orang perwakilan dari Aliansi Brawijaya Menggugat jilid II untuk melakukan negosiasi terkait tuntutan diatas. Setelah satu setengah jam berunding dengan pihak jajaran pimpinan rektorat dan senat, akhirnya didapatkan kesepakatan bulat. “Ada 4 tuntutan yang disepakati oleh Rektor, gak cuma Rektor, Warek II, III, IV, beserta Senat dan jajaran yang kita tuntut kayak gitu, hanya ada 2 tuntutan yang jalan tengahnya harus berdiskusi lagi, harus bertemu lagi kita harus audiensi lagi,” ungkap Heri. Dua tuntutan yang dimaksud adalah permasalahan PTN-BH dan student loan.

Terkait tuntutan masalah PTN-BH, pihak Aliansi Brawijaya Menggugat akan membentuk tim yang terdiri dari perwakilan mahasiswa yang bertujuan untuk mengadakan rundingan dengan tim PTN-BH dari pihak senat Universitas Brawijaya. Heri juga memaparkan akan ada audiensi lebih lanjut untuk membahas PTN-BH dengan lebih mendalam. “PTN-BH pembahasannya cukup panjang dan mendalam, maka dari itu nanti kedepannya pihak Rektorat dan Senat sudah menyiapkan waktu untuk kita bertemu audiensi khusus, nanti dari PTN-BH mahasiswa kita bentuk dari aliansi ini kita bentuk akan bertemu dengan Senat khususnya sebagai tim khusus PTN-BH UB. Nanti kita akan audiensi hasilnya,” ungkapnya.

Sedangkan untuk masalah student loan, Aliansi Brawijaya Menggugat tidak setuju dengan kredit bunga yang diberlakukan. “Student loan dikhususkan untuk mahasiswa S2 dan S3 tetapi yang kita tolak adalah kredit berbunganya,” jelas Heri.

Di penghujung aksi, Wakil Rektor III UB, Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, M.S. mengajak mahasiswa untuk mengawal kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya saat berunding di dalam Gedung Rektorat. “Yang tergabung dalam tim bisa mengawal, mengingatkan kalau misalnya kesepakatan yang sudah ada belum berjalan baik atau lupa, saling mengingatkan apa yang sudah disepakati,” ajaknya. (iw)