
DISPLAY – Kamis, (7/11) Edy Santoso, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (FILKOM UB), menyatakan sebuah wacana untuk membekukan seluruh lembaga di FILKOM UB. Edy berpendapat bahwa kurangnya calon presiden dan wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), serta anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) periode 2020/2021 pada kegiatan Pemilihan Wakil Mahasiswa (PEMILWA) merupakan bukti kurangnya minat mahasiswa FILKOM untuk mengurus kelembagaan yang ada di FILKOM. “Jika tidak ada yang bersedia menurut saya bubarkan saja, tidak usah ada lembaga kemahasiswaan, jadi fokus kepada perlombaan dan acara lebih mengarah ke akademik,” jelas Edy.
Jika pembekuan lembaga ini dijalankan, Edy mengatakan bahwa semua kegiatan kemahasiswaan bisa tidak mendapatkan dana atau ilegal. “Jika tidak ada lembaga, maka tidak ada SK (Surat Keputusan, red) dekan yang berlaku satu tahun. Jika tidak ada SK dekan yang berlaku satu tahun, usulan kegiatan yang tidak legal bisa tidak di-acc (terima, red)” ujar Edy.
Wacana ini disampaikan kepada para ketua lembaga melalui Presiden BEM periode 2019/2020, Muhammad Syaukani Audady yang mendapat pernyataan langsung dari Edy pada Kamis (7/11) siang. Disinggung lebih jauh, Syaukani mulanya menemui Edy untuk membahas berbagai masalah di FILKOM. Lalu topik PEMILWA yang mulanya tidak dibawa oleh Syaukani kemudian turut dibahas. Syaukani menyebutkan bahwa menurutnya, Edy ingin memberikan pembelajaran bagi mahasiswa FILKOM UB bagaimana kebutuhan mahasiswa terkait adanya lembaga. “Ketika ibaratnya lembaga yang meneruskan mahasiswa, jika memang niat untuk meneruskan lembaga tidak terlihat maka ada anggapan bahwa lembaga ini sudah tidak dibutuhkan lagi oleh mahasiswa,” jelas Syaukani.
Menimbulkan Gejolak
Wacana pembekuan lembaga ini kemudian menjadikan gejolak yang menjadi pemicu diadakannya kajian terbuka (8/11) yang diselenggarakan oleh panitia khusus (pansus) di gazebo FILKOM (baca juga: MKBM FILKOM Bentuk Pansus untuk Tambah Calon Anggota DPM). Hasil kajian tersebut kemudian diteruskan ke sidang istimewa yang kembali dilaksanakan pada Sabtu (9/11) malam.
Kajian ini diadakan secara tiba-tiba, namun ramai diikuti oleh KBMFILKOM. Peserta diundang melalui sosial media DPM FILKOM. Di dalamnya dilakukan diskusi salah satunya mengenai bagaimana pentingnya keberadaan suatu lembaga bagi mahasiswa FILKOM.
Akhir Wacana
Sidang istimewa pada Sabtu (9/11) malam menghasilkan keputusan bertambahnya jumlah calon anggota DPM (baca juga: Pembubaran Pansus dan Kepastian Daftar Calon PEMILWA FILKOM). Selasa (12/11) lalu ditetapkan daftar calon tetap anggota DPM yang berjumlah sembilan orang. Banyaknya jumlah calon tetap itu menyebabkan batalnya wacana pembekuan lembaga kemahasiswaan FILKOM UB.
Syaukani kembali menemui Edy pada Senin (11/11) lalu untuk memaparkan jumlah daftar calon presiden dan wakil presiden BEM serta anggota DPM. Ia kemudian menyebutkan bahwa Edy sebenarnya tidak mempermasalahkan hasil saat ini. “Ya udah sebenarnya ya dari Pak Edy nggak kenapa-napa terkait masalah itu. Ibaratnya tuh mungkin Pak Edy pengen memberi pembelajaran aja. Dan kemarin teman-teman mahasiswa sudah tersadarkan lah terkait masalah pentingnya lembaga,” tutup Syaukani. (una)