Jumat malam kemarin (14/10) mahasiswa UB mengadakan diskusi terbuka dengan tema “Polemik Jaket dan Kaos Angkatan”. Diskusi ini bermula dari keterlambatan pengadaan jaket dan kaos UB angkatan 2015. Singkat cerita saat pendistribusian jaket dan kaos untuk angkatan 2014, dilaksanakan bersamaan dengan pendistribusian almamater, dasi, dan topi. Namun untuk angkatan 2015, pembagian atribut UB yang dilakukan pada 20 Januari 2016 lalu terbatas hanya almamater, dasi, dan topi.

Mengutip dari dokumen TOR diskusi terbuka, Siti Marpuah selaku Kasubag bagian Pengadaan, pendistribusian jaket dan kaos mengatakan terhambatnya hal ini karena lamanya proses lelang. Di pihak lain, Sihabudin selaku Wakil Rektor II menyatakan tidak ada anggaran untuk jaket dan kaos mahasiswa angkatan 2015 seperti yang dikutip dari dokumen TOR diskusi terbuka.

Ditemui di akhir diskusi, Muhamad Agil Zulfikar selaku peserta diskusi memberikan komentarnya mengenai polemik ini. Dia mengatakan problematika jaket dan kaos ini merupakan masalah mahasiswa. “Secara fisik ini masalah angkatan 2015 tetapi, secara substansi ini masalah mahasiswa,” ujar mahasiswa FISIP ini. Agil melanjutkan, bila tidak ditanggapi serius hal ini akan terulang di tahun mendatang. “Ketika budaya (keterlambatan pengadaan jaket dan kaos, red) ini dipertahankan, otomatis 2016 akan jadi korban mendatang. Karena pengadaan jaket dan kaos ini kan kontinuitas, setiap angkatan akan terjadi,” tambahnya.

Tak hanya jaket dan kaos, Agil menuturkan masih ada kasus lain yang perlu menjadi perhatian mahasiswa. “Masalah jaket hanya pembuka, bahwasannya kaos dan jaket ini adalah contoh permasalahan. Namun inti dari diskusi ini, bahwasannya telah terjadi penyelewengan anggaran dan telah terjadi perampasan hak seharusnya yang dimiliki oleh mahasiswa. Contoh UKM yang dipersulit,” ungkap mahasiswa angkatan 2014 ini.

Agil juga menghimbau mahasiswa untuk tidak apatis dan peduli pada permasalahan kecil. Selain itu, dia mengingatkan untuk tetap mengawal persoalan jaket dan kaos. “Ketika mahasiswa diam pada masalah seperti ini, bagaimana masalah yang besar-besar. Maka dari itu merangkul semua mahasiswa untuk bergerak bersama ke Rektorat untuk menanyakan hal ini,” ajaknya. (rrt)