
DISPLAY – Tahun ini program kerja (proker) dari beberapa lembaga di FILKOM mengalami sedikit perubahan. Setelah melakukan berbagai perundingan, para LO (Lembaga Otonom), LSO (Lembaga Semi Otonom), dan komunitas yang memiliki proker di bidang keilmuan memutuskan bersatu membentuk acara besar yaitu House of Technology. Menurut Sri Wulan Utami, Menteri Inovasi dan Prestasi BEM FILKOM, proker ini dibuat dengan maksud menyatukan semua proker bidang keilmuan LO, LSO, dan komunitas menjadi satu rangkaian acara besar dengan membawa nama FILKOM. “Jadi sebenernya itu sudah dari periode-periode kemarin pengen, kita itu ngebuat acara kayak COMPFEST UI, itu kan kayak lombanya langsung gede gitu, terus dari periode-periode dulu itu FILKOM pengen FILKOM punya satu acara lomba yang gede gitu, masa univ yang lain bisa, kita nggak bisa,” jelasnya.
Proker yang sebenarnya merupakan keinginan sejak periode sebelumnya ini terhalang oleh berbagai keadaan hingga pada akhirnya baru dapat terlaksana pada tahun ini. Wulan menyampaikan bahwa proses menyatukan tujuan antar LO, LSO, dan komunitas membutuhkan waktu yang lama, serta kurangnya pembahasan mengenai hal tersebut merupakan beberapa hal yang menghalangi terlaksananya proker tersebut. “Kan kalo menyatukan itu butuh waktu juga, soalnya kita juga membawa tujuan dari lembaga masing-masing juga. Nah itu buat disatuin kita perlu ngobrol, nggak cuma sekali tapi beberapa kali. Nah yang tahun lalu belum pembahasannya juga nggak bisa intense dan akhirnya nggak bisa mencapai keputusan bersama. Terus akhirnya keputusan tahun lalu ya udah kita jalan sendiri-sendiri dulu,” tuturnya.
Menanggapi ajakan ini, beberapa LO, LSO, dan komunitas meresponnya dengan positif, Firmanda Mulyawan Nugroho selaku Ketua Umum RAION menuturkan bahwa dengan adanya proker ini dapat menyatukan seluruh penghuni gedung D. “Nah mengenai ini kita lihat sendiri dari visi-misinya BEM kan memang sinergis. Kita lihat hal itu, itu menurutku hal yang baik juga, jadi dari visi-misi yang sinergis itu, dituangkan dalam proker ini, bagaimana mereka menyinergiskan gedung D ini untuk membuat lomba yang besar,” terangnya.
Begitu pula dengan Himatekkom (Himpunan Teknik Komputer) yang merasa bahwa proker ini mempunyai dua sisi, positif dan negatif. Peniadaan penerimaan mahasiswa baru pada tahun 2015 dalam program studi Tekkom (Teknik Komputer) menyebabkan Tekkom sendiri kekurangan resource dalam pelaksanaan proker tahunan mereka, yaitu BASIK. Dengan diadakannya proker baru ini, Tekkom sendiri merasa diringankan untuk pelaksanaan proker bidang keilmuan. “Itu bakal meringankan kita dalam artian kita nggak perlu mikir jauh-jauh tentang BASIK waktu lomba, kan biasanya lomba tahunan, jadi nggak perlu mikirin lagi karena udah di-handle oleh BEM,” jelas Muhammad Taufiq Firmansyah, Ketua Umum Eksekutif Mahasiswa Tekkom. Namun, Taufiq juga merasa dengan adanya proker ini dapat menghambat LO, LSO, maupun komunitas untuk memberikan pendapat ataupun melakukan inovasi untuk kedepannya. “Kita nggak bisa turun langsung, nggak bisa terjun langsung ke lapangan, nggak bisa handle langsung, otak kita tercampur di FILKOM, dari SI dan sebagainya. Itu bakal jadi penghambat, mungkin ketika panitia dari Tekkom mau ngasih pendapat, ngasih inovasi, terbentrok dengan ide-ide dari mahasiswa lain, itu bakal menghambat,” tambahnya.
Dalam pelaksanaannya, LO, LSO, dan komunitas dipercayakan menjadi bagian dari perancang lomba sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing. LO, LSO, dan komunitas yang tergabung diantaranya adalah BEM, HMIF, KBMSI, Himatekkom, RAION, Poros, dan BCC. Untuk mempertahankan tujuan atau inti dari masing-masing lomba, LO, LSO, dan komunitas tersebut juga mengirimkan perwakilannya untuk menjadi Monitoring Committee (MC) dan Steering Committee (SC) berdasarkan lomba yang ada. “Jadi dari setiap kita tujuh itu ada Monitoring Committee, jadi struktunya tuh ada Monitoring Committee, Steering Committee, baru panitia. Yang monitoring itu ada tujuh orang yaitu perwakilan yang kayak ketua LSO atau komunitas, sama Ketua Departemen Keilmuan dari masing-masing itu,” jelas Wulan.
Dalam pelaksanaannya, Wulan menyampaikan bahwa proker ini direncanakan akan terselenggara dalam lingkup nasional, namun masih ada hal-hal yang masih dipertimbangkan untuk merealisasikan rencara tersebut. “Masih dipertimbangkan, balik lagi ke PJ-nya, soalnya kan dulu ada lomba yang masih se-UB, se-Malang, itu masih kita pertimbangkan, cuman kita masih usahain nasional semua, cuman masih dipertimbangin PJ-nya,” terang Wulan.
Selain berbagai lomba, juga terdapat rangkaian acara lain seperti seminar dan pameran yang turut diadakan untuk memeriahkan acara ini. Berbeda dengan lomba yang lebih difokuskan ke setiap bidang keilmuan, seminar dan pameran ini diadakan dengan partisipasi dari setiap LO, LSO, dan komunitas yang bergabung. Untuk pembagian tugasnya sendiri, di dalam struktur panitia terdapat divisi lomba dan divisi acara yang mempunyai tugas dan fungsi yang berbeda. Pembedaan ini dilakukan agar divisi lomba bisa lebih fokus untuk menyusun kegiatan-kegiatan lomba. Divisi lomba tersebut kemudian dibagi menjadi beberapa sub divisi sesuai masing-masing lomba yang ada. Staf dari divisi-divisi tersebut diambil dari open recruitment yang akan diadakan terbuka bagi seluruh mahasiswa FILKOM.
Hingga saat ini, perkembangan acara tersebut sudah sampai tahap pemilihan ketua pelaksana, untuk wakil ketua pelaksana sendiri didapat dari nama yang diajukan dari masing-masing LO, LSO, dan komunitas yang tergabung dalam acara ini. “Jadi kapelnya itu kita nggak open tender, jadi itu dari perwakilan tiap lembaga, LSO, sama komunitas itu kita screening-in, yang nge-screening pun kayak kepala-kepalanya gitu loh. Nah itu kemarin baru selesai screening cuman belum ada keputusannya, itu masih mau diomongin dulu,” terang Wulan.
Untuk dananya sendiri, direncanakan akan dilaksanakan dengan melakukan penggabungan dana dari LO, LSO, dan komunitas yang turut ikut andil dalam kegitan ini. Namun hal ini masih menjadi pertimbangan terkait kesulitan dalam mengatur proposal dan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) dari acara ini. “Kan kemarin emang udah setuju mau digabung, cuman proposalnya ini loh gimana, LPJ-annya gimana, perlu diomongkan dulu sama Pak Edy dulu sama Pak Marji. Soalnya nih, misalnya kita proposalnya sendiri-sendiri nah tapi tapi tanggalnya sama, ntar Pak Marji malah nggak ngasih keluar duitnya,” tutur Wulan.
Menanggapi hal ini, untuk kedepannya Taufiq mengharapkan komunikasi yang lebih terjaga di setiap LO, LSO, dan komunitas yang ikut andil dalam acara ini. “Lebih dijaga aja sih, komunikasi terutama delegasi di tiap-tiap himpunan dan prodi, jangan sampai delegasi ini cuma sekedar formalitas saja. Semoga aja sih, ini kan ide pertama nih, semoga aja kalo sukses itu bisa jadi,” jelas Taufiq. Firmanda juga meminta agar panitia bisa melaksanakan acara ini dengan hati-hati karena setiap lembaga sudah mempercayakan proker mereka ke dalam acara ini. “Karena ini pertama kali, aku sarankan temen-temen hati-hati karena disini membawa setiap nama lembaga yang telah mempercayakan proker mereka ke proker besar ini, sehingga kalau bisa jangan sampai temen-temen yang sudah mempercayakan hal itu melihat suatu hasil yang kurang dari ekspetasi,” tambahnya.
Wulan sendiri selain mengharapkan acara ini bisa terlaksana dengan maksimal, ia juga berharap agar mahasiswa FILKOM sendiri bisa turut ikut andil dalam meramaikan acara ini. “Harapannya dari kita yang mahasiswa FILKOM itu bisa tetep berpartisipasi ikut. Ini loh acara di rumah kita, tapi masa nggak ada yang ikut di acara kita sendiri, kenapa nggak coba juara di rumah kita sendiri gitu loh. Dan itu partisipasi temen-temen juga, apa salahnya gitu kita ramein juga dong acara kita, apalagi acara gede,” tutup Wulan. (bns)