Kamis (20/11), ditengah-tengah agenda sidang MKBMTIIK pembahasaan AD-ART, diadakan sidang istimewa KBMTIIK membahas wakil PTIIK dalam pencalonan DPM Pusat. Pembahasan sidang istimewa kali ini untuk menentukan sikap PTIIK menghadapi gagalnya nama yang diusung maju dalam pencalonan DPM Pusat serta munculnya dualisme nama calon DPM Pusat dari PTIIK.
Dalam sidang MKBMTIIK sebelumnya, Selasa (18/11), PTIIK memutuskan mengirimkan satu wakil dalam pencalonan DPM Pusat, yakni Dewan Rizky Bahari. Saat Dewan akan maju untuk pengumpulan berkas, dia terkendala administrasi.
Dalam catatan panitia pemira, saat pengambilan formulir pencalonan DPM tertulis atas nama Muhammad Abiyan Safitra. Hal itu dikarenakan keputusan Dewan untuk dicalonkan maju ke DPM Pusat baru ada pada Selasa malam. Sedangkan pengambilan formulir paling lambat adalah selasa (18/11). Sehingga, sembari menunggu nama yang akan dicalonkan, Abyan yang ditugaskan mengambil formulir mengisi namanya untuk sementara. Menurut keterangan tim sukses Dewan, kesalahan ini terjadi karena tidak adanya sosialisasi yang cukup dari panitia tentang peraturan pemira tahun ini.
Nama lain dari PTIIK yang muncul yaitu Syukriaman Ahmad. Nama calon ini pun sudah resmi terdaftar sebagai calon DPM Pusat oleh panitia pemira. Munculnya nama baru membawa dualisme suara PTIIK.
Sidang istimewa KBMTIIK menghadirkan kedua calon DPM Pusat, Abyan dan Aman. Dalam musyawarah tertinggi di KMBTIIK ini membahas langkah bersama Keluarga Besar Mahasiswa TIIK. Baik dari pihak Aman maupun Abyan diberi kesempatan memberikan penjelasan kepada peserta sidang perihal kronologi dan tujuan mereka maju sebagai calon DPM Pusat.
Kedua belah pihak menjelaskan kesamaan tujuan yang diusung, yakni menyalurkan aspirasi bersama khususnya aspirasi KBMTIIK ke tingkat Dewan Perwakilan Pusat. Izzul Fatha, salah satu tim sukses Aman, menyampaikan keikut sertaan Aman juga bentuk dari antisipasi isu dimana Dewan gagal maju sebagai calon. Pihak Aman menjelaskan bahwa dirinya juga mendapat dukungan dari pihak luar. Kesamaan tujuan yang ingin dicapai ini melahirkan kesepakatan kedua belah pihak untuk saling mendukung satu sama lain.
Dalam musyawarah bersama, kesepakatan didapatkan bahwa PTIIK akan kembali membulatkan suara dengan mengusung satu calon. Seluruh Keluarga Besar TIIK beserta kedua tim sukses bermusyawarah bersama, sementara kedua calon menunggu hasil di luar ruangan sidang.
Dalam musyawarah yang terbilang hikmat dan saling terbuka ini, menyepakati saudara Abyan maju sebagai calon tunggal dari PTIIK dalam pencalonan DPM Pusat. Pihak Aman merespon dengan baik keputusan ini. Aman juga menyatakan siap untuk mengundurkan diri dari pencalonan DPM Pusat. Aman mengungkapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung. Aman juga mengajak semua pihak untuk mendukung Abyan guna membulatkan suara bersama.
Di akhir pernyataannya, Aman naik ke kursi di depan semua peserta sidang, mengajak Keluarga Besar Mahasiswa TIIK untuk melontarkan jargon PTIIK tiga kali, “Satu Hati, Satu Jiwa ,Satu TIIK!”. (frank)