
Mencoba berpikir realistis Vatikan Aulia Makkah selaku Ketua Kontingen FILKOM di Olimpiade Brawijaya 2015 menargetkan untuk bisa masuk ke 5 besar tahun ini. “Kita melihat persiapan kita bukannya sombong, dari semua fakultas FILKOM itu memang agak dipandang di kepanitian pusat. Kemungkinan bisa 5 besar, saya sih optimis,” ujarnya. Tidak mengherankan, dengan persiapan kurang lebih satu bulan FILKOM sukses menghasilkan theme song dan giant flag sebagai alat kelengkapan untuk mendukung atlet. Mahasiswa yang akrab disapa Ican ini, menyatakan berusaha untuk mengelola dan menyiapkan atlet semaksimal mungkin. “Atlet itu diayomi, dirangkul, supaya ketika atlet maju ke olimpiade mereka semangat, seperti merasakan kalau mereka didukung oleh fakultas” ungkapnya.
Sayangnya tidak semua cabang diikuti oleh kontingen FILKOM di olimpiade yang akan berlangsung mulai tanggal 18 September 2015. Beberapa cabang tersebut adalah kempo dan menulis puisi. Keduanya sangat disayangkan oleh Ican, terutama pada bidang puisi. “Hal itu sangat kita sayangkan, karena puisi hanya menulis toh tapi kita tidak mengirimkan. Untuk kempo kita memang tidak punya atlit, sampai memanah pun yang kita sebenarnya tidak punya atlit, saya paksakan untuk mencari sampai dapat, karena lebih baik kita ikut meskipun tidak bisa, menang itu bonus,” ucapnya. Hal ini tidak terlepas dari umur FILKOM yang masih seumur jagung menyebabkan sulitnya mencari orang untuk mengkoordinir atlet-atlet yang berlaga di Olimpiade Brawijaya. Untuk saat ini memang ditangani oleh BIOS, Menpora-nya di BIOS. “Makanya tahun ini, saya canangkan kenapa nggak Olimpiade Brawijaya itu disosialisasikan lebih lama, supaya ada persiapan lebih jauh. Contohnya seperti kita sosialisasi saat PK2, saat Probin. Makanya saat acara meet & greet itu saya minta supaya maba-maba kalau bisa harus datang,” ujar Ican. Dengan begitu diharapkan tahun depan atlet-atlet yang berlaga di Olimpiade Brawijaya bisa dilatih mulai sekarang sehingga nantinya bisa meraih juara umum. “Kalau saya sih lebih menargetkan tahun depan, tahun depan harus juara umum,” imbuh mahasiswa Sistem Komputer 2013 ini.
Kendala lain yang dialami oleh kontingen FILKOM datang dari pendanaan. Adanya misskomunikasi dari pihak birokrat menyebabkan terpotongnya dana bantuan dari fakultas. Padahal menurut Ican, rincian dana yang diajukan di proposal sudah cukup realistis. “Anggaran yang saya ajukan ke pihak birokrat itu tanpa revisi lagi, ke Mas Putra ke Pak Edy langsung tanda tangan untuk setuju. Sampai ke Bu Endang ternyata dana kita ter-cut,” ungkap Ican.
Meski begitu, kontingen FILKOM berusaha menutupi kekurangan dana tersebut dengan menggunakan uang dana usaha. Uang dana usaha ini berasal dari ngojek, berjualan kaos dan uang pribadi panitia. Terlepas dari kendala yang ada, kontingen FILKOM di Olimpiade Brawijaya tetap optimis seperti yang tersirat di theme song kontingen FILKOM : Menang kalah nggak masalah, yang penting berusaha berdoalah.
(dbp)