
Kamis, 12 Maret 2015 acara pelantikan anggota BPMSI beserta ketua dan wakil EMSI periode 2015/2016 berlangsung dengan lancar. Acara di laksanakan di ruang A2.25 dan dimulai pukul 18.30 WIB. Acara pertama adalah demisioner ketua EMSI lama yaitu Adheyaksa Galuh Waluyo (2011) oleh ketua BPMSI Deny Haryanto(2011), sedangkan ketua BPMSI sendiri, diturunkan oleh KBMSI yang pada saat itu di wakilkan oleh Enrico Dimas (2013) selaku presidium 3 pada sidang KBMSI.
Acara kedua adalah konsideran yaitu penandatanganan serah terima jabatan dari kahim lama kepada kahim baru. Kemudian dilanjutkan dengan pelantikan BPMSI, serah terima jabatan dari ketua koorditor BPMSI lama Deny Haryanto kepada Dini Pratiwi (2013)selaku pemenang suara terbanyak pada pemilihan BPMSI yang berlangsung hari rabu 11 maret 2015 kemarin.
Selanjutnya pelantikan ketua EMSI, serah terima jabatan dari kahim dan wakil lama (Adheyaksa Galuh Waluyo , 2011 dan Fuad Kanif ,2011) kepada kahim dan wakil baru (Agung Surya Saputera, 2012 dan Moh. Hafiz Rahmadi, 2012).
Acara yang ke empat adalah pembacaan sumpah. Untuk BPMSI, sumpah dibacakan oleh ibu Diah Priharsari, S.T, M.T kepada seluruh anggota BPMSI, sedangkan sumpah kahim dan wakahim dibacakan oleh Dini Pratiwi. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari koordinator sementara BPMSI, Rochmad Nurdin Bintoro. Lalu sambutan dari kahim dan wakil kahim baru yang juga sekaligus memperkenalkan BPH (Badan Pengurus Harian). Acara pamungkas adalah sambutan dari mantan ketua BPMSI dan sambutan dari mantan ketua EMSI yang kemudian ditutup dengan foto bersama.
Dari sepuluh calon BPMSI, sembilan orang yang akhirnya resmi menjadi anggota BPMSI yang telah dipilih melalui Pemilwa SI. Berikut nama – nama anggota BPMSI periode 2015-2016:
- Roudhotul Ridho Akbar (2013)
- Muchammad Solahuddin (2012)
- Dini Pratiwi (2013)
- Rochmad Nurdin Bintoro (2012)
- Adzanil Rachmadhi Putra (2013)
- Noor Dwi Indah (2013)
- Luqman Kurniawan (2012)
- Arel Riedsa Adiguna (2013)
- Misbahul Ma’ruf A (2013)
Kami sempat melakukan wawancara ekslusif dengan wakil Kahim, yaitu Moh. Hafiz Ramadi sehari setelah demisioner dan pelantikan kahim serta wakahim. Berikut hasil wawancara yang kami lakukan.
Mengapa jumlah anggota BPMSI ada Sembilan orang?
Sebenarnya itu balik lagi ke AD/ART ya, yang jelas disini kenapa diambil jumlah ganjil? Itu untuk memudahkan dalam pengambilan keputusan. BPMSI dibagi menjadi tiga komisi diantaranya (Humas, Perundang –undangan, dan Advokesma,) misalnya ada di antara kedua kubu yang berbeda pendapat maka kubu ketiga ini penentu jalan keluar kepada siapa dia memihak , itu lah sebabnya mengapa kami menerima hanya sembilan anggota yang terpilih
Apa perbadaan Visi dan Misi EMSI yang lama dengan kepengurusan yang baru saat ini ?
Visi kami “Terwujudnya KBMSI yang berdaulat, berkarakter, berbudi luhur dan kompetitif dengan semangat kekeluargaan yang berlandaskan pancasila dan tri dharma perguruan tinggi”. Perbedaan yang jelas terlihat disini adalah kami menambahkan kata “kompetitif”, sedangkan selebihnya tidak ada perubahan. Mengapa “kompetitif “? Sebelumnya kami sempat sharing dengan ketua dan wakil lama mengenai pembuatan visi dan misi ini. Makskud dari “kompetitif“ disini adalah meningkatkan rasa daya saing yang kuat pada mahasiswa SI,terlebih kita kan tahu kalau akreditasi SI masih B, jadi dengan meningkatnya daya saing positif pada diri mahasiswa SI ini nantinya diharapkan kita mampu berprestasi dengan membawa nama SI dan goalnya bisa memperoleh akreditasi A.
Misi :
- Membangun EMSI yang kuat dan kokoh,
- Mengembangkan rasa Sistem Informasi yang kekeluargaan dan berbudi luhur,
- Membangun dan mengembangkan KBMSI dari sisi akademik maupun non akademik dengan daya saing yang tinggi,
- Menjadikan EMSI sebagai fasilitator KBMSI dalam lingkup kehidupan kampus
Untuk perbedaan misi sendiri, di kepengurusan lama misi nomor satu mereka adalah membangun pondasi EMSI yang kuat dan kokoh. Selanjutnya tugas kita di kepengurusan saat ini adalah membangun EMSI yang kuat dan kokoh, jadi tidak lagi membangun pondasi melainkan membangun lantai satu dari pondasi yang telah di buat oleh kepengurusan tahun lalu. Untuk misi kedua disini kepengurusan baru menambahkan “berbudi luhur”. Selanjutnya misi ketiga, kepengurusan baru menambahkan “daya saing yang tinggi “. Perbedaan yang mencolok disini mungkin karena pada kepengurusan lama misi dibagi menjadi tiga point, sedangkan pada kepengurusan baru misi ditambah menjadi empat point, yakni dengan “menjadikan EMSI sebagai fasilitator KBMSI dalam lingkup kehidupan kampus“.
Apa kritik dan saran untuk kepengurusan tahun lalu?
Wah sebenarnya saya sangat salut dengan kepengurusan lama. Kalau saya boleh bilang, kepengurusan lama EMSI merupakan salah satu prototype kepengurusan yang sangat baik, mulai dari struktur oraganisasinya sampai dengan prokernya yang sangat inovatif dan kreatif. Juga mantan Kahimnya, Mas Galuh, yang merupakan sosok motivator sejati. Mungkin disini yang ingin saya kritik dari kepengurusan lama adalah kurangnya bersosialisasi, saking sibuknya EMSI, membuat komunikasi EMSI dengan LSO lain kurang baik. Terus Koordinasi dengan BEM itu minus , proker EMSI banyak mendahului BEM, meski kadang ada beberapa alasan dibalik itu juga sih. Selain itu, oprec-oprec yang dilakukan EMSI itu seringnya bersifat closed recruitment, jadi banyak mahasiswa yang nggak tahu kalau ada oprec. Disini harusnya EMSI memberi kesempatan kepada mahasiswa yang belum pernah ikut kepanitian dan emang punya minat untuk bergabung, jadi sangat di sayangkan sekali .
Kalau untuk saran sih mungkin saya rasa banyak inovasi yang masih perlu di kembangkan lebih lanjut, jadi harapan kedepannya dari kepengurusan sekarang itu adalah dengan memperbaiki kekurangan – kekurangan yang sebelumnya dan menjadikan EMSI yang sekarang lebih baik tentunya.
Kalau untuk proker EMSI kedepannya, disini oprec maksimal akhir Maret, sedangkan dibulan April kemungkinan besar sudah menjalankan beberapa proker, tapi saya masih belum bisa bilang karena masih dirahasiakan.
Apa pendapat Mas Hafiz tentang coblos online?
Sebenarnya di fakultas kedokteran sudah pernah diterapkan , tetapi masih banyak kekurangan dan resiko dari coblos online itu, jadi pencoblosan lebih baik di lakukan secara manual. Lagipula data yang diterima dari coblos online itu kayaknya kurang valid, kalau aja ada orang yang minta bukti konkret dari datanya kita juga nggak akan bisa buktiin, kan? Kalau secara manual kan masih bisa, misal, ada orang yang nggak percaya sama hasil perhitunganya, ya coba aja hitung ulang hasilnya, nggak masalah. Selain itu coblos online itu rawan cracker, data tinggal dimanipulasi juga bisa.
(chji, fp)