Presiden Jokowi telah mengeluarkan kebijakannya tentang kenaikan harga BBM mulai Selasa (18/11/2014), yang akhirnya menimbulkan respon yang beragam dari masyarakat. Seruan aksi tolak kenaikan harga BBM oleh EM dan BEM se-UB Malang (Kamis, 20/11) adalah salah satu contoh sikap kontra dari kebijakan yang dikeluarkan dua hari sebelumnya oleh Presiden Jokowi.

Seruan mahasiswa tentang penolakan kenaikan harga BBM yang dirasa bagaikan menelan pil pahit ini dimulai sekitar pukul 09.30 WIB dimana aksi rutenya dimulai dari Stadion Gajayana berjalan menuju Kantor DPRD Kota Malang.

Lambang Aji, salah satu koordinator lapangan pada aksi penolakan ini memaparkan, “Kenaikan harga BBM itu akan menambah angka kemiskinan di Indonesia. kita sebagai mahasiswa sendiri merasa terbebani dengan kenaikan bbm sekarang. Saat ini sudah ada empat orang perwakilan dari kita yang sedang bernegosisasi untuk mendapat tanda tangan dari anggota DPRD bahwa mereka mensetujui aspirasi kita dan mereka menolak kenaikan harga bbm juga.”

Aksi para mahasiswa UB Malang ini ternyata dibarengi juga oleh aksi mahasiswa di penjuru kota lain. “Mengapa kita memilih hari kamis ? ya karena ada aksi BEM seluruh indonesia di Jakarta. Dari UB sendiri ada juga perwakilan yang berangkat ke Jakarta untuk mengikuti aksi nasional tersebut.”, imbuh mahasiswa dari jurusan HI FISIP UB angkatan 2013 ini. (Gilang)