Tepat di hari kedua kegiatan PASSION, Minggu (9/11), panitia pulang lebih larut dari biasanya karena antusiasme warga  yang sangat besar untuk belajar IT. Acara yang dilaksanakan di Desa Sukolilo, Wajak, Kabupaten Malang, diikuti 25 orang dari panitia beserta SC-nya dan 1 orang volunteer. Agenda di hari kedua ini diisi dengan membantu warga dan pengajaran IT ke perangkat desa.

Awalnya, ada tiga kegiatan warga yang akan dibantu. Yakni pembuatan gula merah, produksi songkok, dan membuat nasi jagung. Namun dalam pembuatan gula merah, dibutuhkan tenaga ahli untuk melakukan prosesnya, termasuk penggilingan tebu yang dibutuhkan keterampilan khusus, hingga akhirnyabrencana untuk membantu pembuatan gula merah diurungkan.

Kendala juga ditemui saat menghubungi produksi songkok. Menurut Manto, SC Passion, kerja sama susah terjalin. Akhirnya panitia PASION beserta volunteer fix fokus membantu warga dalam pembuatan nasi jagung.

Pada sore harinya, kegiatan PASION berfokus pada pengajaran IT bagi perangkat desa. Persiapan dilakukan di balai desa dari pukul 2 siang, sebab rencananya pukul 3 waktu setempat acara akan dimulai.

Namun karena hujan terus mengguyur sejak pukul 13.00, baru ada 3 tamu undangan yang datang ke balai desa dari total 30 undangan. Akhirnya acara ditunda sampai pukul 15.30 WIB. Meski hanya 9 orang yang hadir, tapi menurut panitia sudah memenuhi syarat untuk nemulai acara. 9 tamu undangan itu sudah memenuhi berbagai element pihak yang diundang, meliputi karang taruna, guru di sekolah-sekolah Desa Sukolilo, serta perangkat desa.

Materi yang diberikan mulanya hanya fokus pada Excel dan Web. Tapi dari pihak tamu undangan meminta materi tambahan mengenai Corel dan Android. Menurut keterangan panitia, banyak dari mereka yang menggunakan smartphone android, tapi kurang bisa mengoperasikannya.

Acara seharusnya berakhir pukul 6 sore. Tapi antusiasme warga untuk belajar IT membuat mereka meminta bimbingan lebih lanjut di kediaman Bu Nur, tempat panitia menginap. Meski pada saat itu terjadi pemadaman listrik dari pukul 18.00-20.00, namun warga tetap semangat belajar dalam kesederhanaan. Panitia baru kembali ke Malang pukul 21.00, padahal seharusnya panitia sudah kembali pukul 18.30 WIB. (Frank)