DISPLAY – Liburan akhir semester lalu meninggalkan sebuah duka yang mendalam bagi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya. Pasalnya, beberapa pekan lalu pencurian kembali terjadi di FILKOM, tepatnya di Musholla Ulul Albab dan ruang sekretariat Lembaga Kajian Islam Al-Fatih Muslim Drenalin (LKI AMD). Moh Zulfiqar Naufal Maulana selaku Ketua LKI AMD mengkonfirmasi baru mengetahui kejadian tersebut saat dikabari salah satu anggota LKI AMD sore hari setelah PILKADA 2018 lalu, yaitu pada Jumat (27/07).

Lana menjelaskan bahwa pencurian tersebut baru diketahui ketika salah satu anggota LKI AMD, Endah Octaviana mengunjungi sekretariat AMD. Saat memasuki sekretariat AMD, Endah mendapati keadaan sekretariat yang sudah berantakan. “Habis itu dia mengabari saya. Saya langsung minta teman saya, Rosyid buat mengecek kesini (FILKOM), ada yang hilang apa nggak,” ungkapnya. Lana juga mendapati pintu yang rusak yang menurut dugaannya dibobol paksa sebagai akses keluar masuk oleh pencuri.

Dari kejadian tersebut pelaku berhasil membawa proyektor, jam tangan jamaah, kotak amal, dan tiga alat panah. Jumlah kerugian akibat pencurian ini ditaksir mencapai empat juta rupiah. Selain kehilangan uang dan barang, kejadian tersebut juga menyebabkan kerusakan fasilitas, yaitu pintu sekretariat yang hancur sehingga ruangan tidak bisa ditempati.  Karena keadaan tersebut, untuk sementara waktu barang-barang yang tersisa dipindahkan ke gedung C untuk diamankan.

Sebelumnya, sekitar awal bulan Juli lalu, Musholla Ulul Albab FILKOM juga mengalami pencurian. Pada kejadian tersebut, jam digital penanda waktu sholat yang diperkirakan bernilai sekitar dua juta, menjadi sasaran pencuri. “Saya mikirnya itu diambil perlengkapan, soalnya ngambilnya itu bersih banget, baut-bautnya itu nggak ada sama sekali. Jadi emang bersih banget. Udah kayak diniatin gitu,” ungkap Lana.

Sejauh ini pihak AMD sudah melaporkan hal ini ke bagian perlengkapan terkait kehilangan jam digital musholla. Sedangkan untuk barang-barang yang hilang di ruang sekretariat pihak AMD tidak mengajukan laporan kehilangan, mengingat barang-barang tersebut bukan termasuk inventaris FILKOM. Pihak AMD juga sudah mengadukan perihal ini pada pihak kemanan FILKOM. Namun tidak memperoleh hasil karena CCTV yang berada di sekitar musholla tidak berfungsi. “Sebenarnya di dalam musholla itu ada dua CCTV, di luar itu ada satu CCTV. Cuman kata satpam CCTVnya itu nggak ada yang berfungsi, jadi percuma juga gitu ada CCTV tapi nggak berfungsi,” tutur Lana.

Mencegah pencurian terulang kembali, Lana bermaksud akan menerapkan kebijakan yang sudah dibuat sejak awal kepengurusannya namun belum terlaksana, yaitu sistem jaga malam. Hal ini juga dijadikan sebagai langkah antisipasi sembari menunggu CCTV diaktifkan kembali. ”Jadi, tiap hari nanti ada yang jaga malam seperti jadwal piket, tiap hari ada yang jaga tiga orang yang gantian jaga di sekret. Sekalian buat adzan waktu subuh juga,” terang Lana.

Sebagai warga FILKOM, Lana berpesan agar dekanat dapat memaksimalkan fasilitas yang ada serta menambah jumlah tenaga keamanan demi meningkatkan keamanan di FILKOM. Menurutnya untuk menjaga kemanan seluruh lingkungan FILKOM, jumlah tenaga keamanan yang jumlahnya termasuk sedikit tiap shift-nya kurang efektif mengingat tenaga keamanan juga harus menjaga Gedung F. “Jadi ya sarannya dimanfaatin semaksimal mungkin, dan juga kalau bisa tenaga keamanannya juga ditambah. Soalnya kasian juga kalo tiap shift cuman tiga orang keliling FILKOM ditambah gedung F. Ya walaupun mereka digaji, tapi seenggaknya ya biar security di FILKOM ini lebih baik lagi,” tuturnya.

Jumlah staf kemanan yang kurang serta CCTV yang tidak berfungsi dipercaya menjadi faktor utama area FILKOM rawan kasus pencurian. Setidaknya untuk satu tahun terakhir ini sudah terjadi beberapa kasus pencurian yang terjadi di area musholla dan gedung D (baca artikel Gedung D Dilanda Pencurian, Pelaku Diduga Paham Situasi FILKOM). Untuk Gedung D sendiri sudah diantisipasi oleh pihak fakultas dengan memasang tralis di setiap sudut gedung D.

Hingga berita ini dimuat, perbaikan CCTV yang sempat dijanjikan pihak dekanat tidak kunjung dibenahi. “Sebenarnya buat mengaktifkan itu (CCTV) kelihatannya gampang deh ya. Walaupun memang butuh usaha dan biaya juga. Tapi kan dengan adanya CCTV itu kan satpam ini bisa meng-cover semua gitu, juga nggak perlu tiap saat keliling gitu. Daripada nunggu hilang, habis itu baru gerak. Mending cegah dulu,” tutup Lana. (iq)