Ada pemandangan menarik di kompetisi Hackathon Merdeka 2.0 Chapter Malang kemarin (24/10). Bagi yang sering memarkir kendaraannya di parkiran belakang FILKOM, tentu tidak asing dengan salah satu petugas parkir bernama Jatmiko atau sering dipanggil Miko. Ya, pada kompetisi Hackathon Merdeka 2.0 dia terlihat duduk diantara ratusan peserta lainnya.

Dalam kompetisi ini, Miko turut menjadi peserta dengan membuat aplikasi pendata anak putus sekolah yang niatnya akan diimplementasikan di seluruh kelurahan di Indonesia. Sayangnya, aplikasi ini belum bisa selesai tepat waktu karena kekurangan programmer. Miko mengaku tertarik dengan dunia IT sejak belajar di SMK PGRI 3 Tlogomas,  dan saat ini dia sedang menempuh pendidikan tinggi di STMIK Asia semester 5. Tidak heran, jika Miko begitu percaya diri mendaftarkan dirinya pada event kali ini.

Menggandeng Abdul Fatih (Informatika 2011), Miko berniat menjadikan acara Hackathon kali ini sebagai DSPL_10002startup nya untuk mendalami dunia developer. “Sejak awal sih kita ikut ini gak punya target buat menang, yang penting kita disini buat belajar. Gimana misalnya kita ada deadline yang sangat cepet kita bisa mengatasi,” ujar Miko. Meski aplikasinya tidak selesai dalam perhelatan Hackaton kemarin, aplikasi pendata anak putus sekolah buatan Miko dan Fatih mendapat tantangan dari para juri agar bisa diselesaikan dalam jangka waktu 1 bulan. Tanpa ragu, Miko langsung menyanggupi tantangan itu. “Ya kalau Fatih sibuk, nanti saya kerjakan sendiri,” ungkapnya. Ia mengaku akan melanjutkan pembuatan aplikasinya selepas pulang kerja menjaga tempat parkir di FILKOM. (dbp)