
Rangkaian acara dalam rangka peringatan Hari Ibu bertepat pada tanggal 22 Desember dikemas apik dalam acara Talk Show dan bedah buku “Moga Bunda disayang ALLAH” pagi tadi (22/12/13). Acara yang dimulai pukul 8.00 WIB berlangsung santai dan informatif. Sebagian besar peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa wanita ini mendatangkan narasumberi ibu Septi Peni Wulandari serta Yohanna dan sang bunda sebagai bintang tamu. Acara diawali dengan serangkaian berita awal acara yang disampaikan oleh panitia kemudian disusul dengan talk show bersama dengan ibu Septi Peni Wulandari dan ibunda Yohanna.

Acara yang bertempat di Widya Loka ini tidak hanya dihadiri oleh mahasiswi namun ada beberapa dari ibu rumah tangga dan para alumni UB. Pada acara talkshow, narasumber menjelaskan tentang bagaimana beliau memulai mengajarkan metode belajar yang diciptakannya kepada anak-anaknya dan peran utama seorang ibu terhadap keluarga. Di dalam penjelasannya, ibu Septi menuturkan “peran seorang ibu sangat penting dalam keluarga, masa depan anak bisa ditentukan mulai dari pembelajaran awalnya di rumah”. Keluarga ibu Septi memiliki metode pembelajaran berbeda dengan yang diterapkan oleh ibu-ibu pada umumnya.
Putra-putri dari ibu Septi tidak melakukan studi nasional seperti yang diterapkan pada anak-anak umumnya, mereka bersekolah di rumah selayaknya homescholing. Namun berbeda dengan homescoling pada umumnya, pelajaran yang diajarkan berupa sesuatu yang diminati anak mulai dari dini dan anak bebas memilih pelajaran apa yang sekarang inginkan dan ibu yang membuat kurikulum bagi mereka . “Anak-anak saya tidak bersekolah seperti pada umumnya anak-anak sekolah nasional. Mereka kami ajarkan pelajaran yang mereka minati di rumah dengan kurikulum belajar yang kami buat sendiri tidak seperti kurikulum pada sekolah
umumnya
”, tuturnya. Dengan metode dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan, ibu yang mempunyai 3 anak ini sudah dapat mengirim 2 dari 3 anaknya keluar negeri untuk belajar . Dengan metode kurikulum belajarnya iman, akhlak, adap dan bicara yang diajarkan di dalam rumah. Ibu pencetus metode menghitung matematika dengan jarimatika ini menambahkan, “Kalian sebagai perempuan muda tuntutlah ilmu sebanyak-banyaknya dan kembalilah ke rumah, didik anak-anakmu karena sesungguhnya jika kita profesional maka rejeki akan mengikuti kita -be profesional rejeki follow-”. Beliau menerapkan rumahnya juga seperti kantor yang mewajibkannya untuk berpakaian rapi.
Bersambung ke serangkaian cerita Yohanna yang disampaikan oleh ibundanya, “Yohanna lahir seperti pada anak yang lain sehat an tidak ada kekurangan”. Yohanna mengalami kebutaan sebelum melakukan ujian nasional pada tingkat SMA, dan divonis tidak bisa sembuh oleh dokter pada tahun 2009. “Ibu selalu ada di sisiku, saat aku divonis sakit yang tidak bisa sembuh banyak dari teman yang menjauhi namun ibu selalu menyemangatiku”, jelas Yohanna. Ibu merupakan sosok titipan dari Allah baginya.
Acara ilanjutkan dengan pengumuman pemenang lomba cerpen, puisi dan cinematohgraphy, disusul dengan penampilan Yohanna yang membawakan lagu “Bunda” dengan sambutan tepuk tangan meriah dari audience. Rangkaian acara yang diadakan oleh Rohis UB sebagai panitianya ini juga menghadirkan nasyid yang dibawakan oleh An-Nahl dari fakultas Teknik. Lalu dilanjutkan pengenalan aplikasi bagi ibu dan anak yang dibawakan oleh Ima Fathia N dari PTIIK dan Makhyan Jibril A dari FK. Aplikasi yang dibuat khusus untuk ibu-ibu hamil ini bisa diunduh di smartphone khusunya pada OS Android. Fitur yang diberikan berupa bagaimana mengetahui jenis dan gejala penyakit atau diagnosa awal pada penyakit anak serta tentang perkembangan dan pertumbuhan anak, gizi, serta fitur-fitur lain yang berhubungan dengan ibu dan anak. Aplikasi ini juga bisa digunakan bagi ibu-ibu hamil maupun wanita yang belum menikah dan mempersiapkan pernikahannya. Kedepannya mahasiswa PTIIK 2010 ini akan mengembangkan fitur-fiturnya serta dapat berjalan di bebagai platform mobile lainnya.

Acara yang terakhir adalah bedah buku bersama Tere Liye, dengan bukunya yang berjudul tentang Moga Bunda disayang Allah berbagi cerita tentang ibu. Sebelum pembedahan buku, Tere Liye menceritakan tentang Ubasuteyamam, yakni gunung yang terdapat di Jepang dimana biasa menjadi tempat pembuangan orang tua. Dan menjelaskan seberapa pentingnya
ibu bagi kita. Tere liye menjelaskan beberapa kutipan puisi yang terdapat di dalam buku tersebut. Dengan suaranya yang khas membuat beberapa audience terharu dengan puisi yang dibacakannnya. “Ibu merupakan harta yang paling berharga”, ucap penulis ternama ini. (aL/nk)