suasana TPS di PTIIK
suasana TPS di PTIIK

Pembelajaran atas sebuah kegiatan organisasi tidak hanya dilakukan pada tingkat Negara maupun umum. Mahasiswa yang notabene ‘di-cap’ sebagai makhluk idealis pun juga sudah mulai melakukanya. Hal ini dibuktikan dengan adanya PEMIRA (Pemilihan Mahasiswa Raya). Adanya PEMIRA ini adalah untuk melakukan pemilihan DPM dan Presiden EM Pusat.

Tidak hanya di fakultas-fakultas senior seperti Teknik, Ekonomi, dan lain-lain, sebagai salah satu warga Universitas Brawijaya, PTIIK juga mendapat kesempatan untuk memilih dan meramaikan PEMIRA yang TPS-nya berada di lapangan parkir lab PTIIK. Para mahasiswa PTIIK berbondong-bondong datang silih berganti untuk membuktikan kontribusi mereka terhadap perubahan Universitas Brawijaya.

Nampaknya Apatisme para mahasiswa PTIIK tidaklah begitu buruk karena tercatat ada 530 mahasiswa yang terdaftar ikut mencoblos terhitung 4 jam 30 menit sejak TPS dibuka, demi masa depan Universitas Brawijaya tercinta ini. Setidaknya kontribusi mahasiswa PTIIK pada PEMIRA ini dapat berpengaruh terhadap aktifnya para mahasiswa pada PEMILWA PTIIK pada 20 Desember 2013 dan PEMILWA Informatika pada 18 Desember 2013.

Bentuk demokrasi cerdas : pemilih mencermati calon DPM dan Pres EM
Bentuk demokrasi cerdas : pemilih mencermati calon DPM dan Pres EM

Hal ini merupakan sebuah harapan bagi Afiqi, Ketua DPM PTIIK. “Misalkan hari ini 1000, harapanya ketika PEMILWA bisa lebih dari itu karena yang dipilih adalah langsung calon-calon dari wakil PTIIK“, ujarnya bersemangat.
Tidak hanya mahasiswa dari ‘angkatan tua’, mahasiswa angkatan 2012 PTIIK juga turut andil dalam kegiatan pencoblosan ini. “Karena kita butuh pemimpin untuk mahasiswa,” ujar Welki. Sebelum TPS buka pada pukul 10.25, para Panita Lokal melakukan pengisian buku acara dan penyerahan logistic. TPS dibuka selama 8 jam hingga pukul 18.25. (nh/rbr/ka)