
DISPLAY – Jika mengamati fasilitas yang ada di Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) belakangan ini, masih ada beberapa diantaranya yang belum berfungsi sebagaimana mestinya. Lift yang berhenti beberapa kali, atap di beberapa ruangan yang masih bocor, juga fasilitas lainnya yang belum berfungsi secara maksimal.
Ferix Panji Andrianto, S. ST selaku Staf Sarana dan Prasarana (Sarpras) FILKOM menuturkan, disfungsi di bagian lift terjadi dikarenakan adanya error pada software mesin. Penanganan pun tidak dapat langsung dilakukan karena adanya perbedaan vendor dari lift yang ada. “Ada beberapa indikator yang harus dilihat yang menjadi penyebab rusak atau tidak bisa nyala, lalu yang baru ini karena software mesinnya error. Gak bisa ditangani sendiri sama teknisi sini,” jelas Ferix.
Tidak hanya lift, dari dua pintu utama yang ada di Gedung F, hanya satu pintu yang dapat berfungsi secara otomatis. Sarpras pun telah mengusahakan untuk memperbaiki, namun perbedaan vendor lagi-lagi menjadi halangan. Karenanya, pintu utama (yang tidak berfungsi) tersebut dibiarkan terbuka lebar setiap hari aktif perkuliahan. “Gak bisa benerin juga karena teknisinya bukan di Malang. Ini entah harus mengusahakan cari komponen itu yang sesuai, atau harus mengganti seluruhnya dengan yang baru,” ujar Ferix.
Selain itu, beberapa gedung juga terlihat turut mengalami kerusakan seperti rembesan air di ruangan E1.2. Ferix menjelaskan bahwa rembesan tersebut diakibatkan oleh kebocoran yang terjadi pada saluran pembuangan AC dan wastafel di lantai dua gedung tersebut. Upaya penanganan dengan mematikan saluran wastafel di lantai tersebut telah dilakukan, namun Ferix menuturkan apabila ingin memperbaikinya secara total untuk menemukan sumber masalah sebenarnya maka harus dilakukan pembongkaran dan renovasi pada Gedung E secara menyeluruh, seperti yang diterapkan pada Gedung A sebelumnya. “Sekarang sudah nggak bocor karena dimatikan wastafelnya. Kalo mau supaya beres semua harus dibongkar Gedung E-nya, kayak Gedung A. Karena masalah air, salurannya harus dilihat juga kerusakannya dimana,” jelas Ferix.
Fasilitas lainnya seperti air yang beberapa kali masih mati, Ferix menyampaikan hal tersebut disebabkan oleh terbakarnya pompa yang digunakan dari sumber ke tandon, sedangkan air yang kotor diakibatkan karena adanya endapan lumut pada tandon tersebut. Karena kebutuhan air tidak dapat dihindari, tandon pun dinyalakan dan berimbas pada lumpur yang ikut mengalir. “Kalau kenapa kotor, karena kan di tandon ada endapannya, dan karena urgent butuh dinyalakan, endapan lumpurnya ikut mengalir,” terang Ferix.
Terakhir, perihal sarana untuk menjaga keamanan yang sempat dipertanyakan saat terjadi kasus pencurian, Ferix menyebutkan bahwa pihak Sarpras telah melakukan pemasangan tralis di Gedung D. Namun hingga saat ini, fasilitas seperti CCTV masih belum bisa digunakan karena belum dilakukan penyetelan. “Ada beberapa CCTV yang mati, ada yang nyala. Bukan artinya dimatikan tapi gak tau kenapa ada beberapa yang mati. Nggak tau kalau di Gedung D ada CCTV. Karena semua belum fixed, belum settle jadi belum bisa fix semua CCTV,” tutupnya. (fa, fl)