Oleh: Fariz Muhammad Rayhan

Pagi ini berita di televisi menyiarkan tentang perekonomian Indonesia yang tidak stabil. Dikatakan bahwa hal ini dapat memicu terjadinya krisis moneter seperti tahun 1998. Aku dan Diki yang mulai tertarik pun mulai melakukan perbincangan. 

“Eh, Din kayaknya bener deh kata pembawa acara itu, kalo bakal terjadi krismon,” ucap Diki.
“Apah iyah? Perasaan baik baik aja,” tanyaku sedikit kebingungan.
“Iya lah, liat aja utang negara kita makin lama makin banyak aja ini,” ucap Diki.
“Gak lah Dik, masak cuma karena utang negara bisa terjadi krismon?Ucapku.
“Gini aja deh, buat buktiin kita ke rumah Pak Dayat aja gimana?” Tanya Diki.
“Oke, ayo!” ucapku. 

Kami pun bergegas ke rumah Pak Dayat. Terlihat dari kejauhan Pak Dayat berada di kebun sebelah rumahnya. Langsung saja aku dan Diki bergegas menghampiri beliau.

“Pak, assalamualaikum…” ucap kami berdua.
“Walaikumsalam, ada apa nih kok kalian berdua kesini?” Tanya Pak Dayat.
“Gini pak, kami mau tanya. Apa benar kalo utang negara banyak itu bisa terjadi krismon?” tanya Diki.
“Memang bisa, tapi banyak faktor lain juga yang memengaruhi terjadinya krismon,” ucap Pak Dayat.
“Emang apa aja pak?” Tanyaku.
“Gini aja, saya ceritain pengalaman saya saat krismon 98,” ucap Pak Dayat.

Pak Dayat pun mulai bercerita tentang masa mudanya ketika krismon 98 terjadi. Menurut Pak Dayat, krismon pada tahun 98 terjadi akibat terjadinya hiperinflasi yang berakibat nilai rupiah menurun terhadap dolar Amerika Serikat, akumulasi yang besar dari utang swasta luar negeri, dan solusi IMF yang gagal. Akibatnya, banyak perusahaan yang bangkrut, harga bahan pokok yang naik, terjadi demo dimana-mana, dan banyak terjadi penjarahan. 

“Wah, ngeri banget pak! gimana dong kalo terjadi lagi sekarang? Ucap Diki sedikit ketakutan.
“Hahaha, tenang nak Diki. Walaupun kemungkinan itu ada, tapi Indonesia sendiri sekarang sudah cukup siap untuk menghadapi krisis tersebut,” sahut Pak Dayat.
“Pemerintah sendiri juga memiliki cara jitu loh untuk mencegah krisis moneter, seperti meningkatkan potensi ekonomi, khususnya yang menghasilkan devisa negara. Pemerintah juga bisa mulai mengurangi utang negara dan  juga dapat mengawasi percetakan mata uang rupiah agar tidak terjadi hiperinflasi,” lanjut Pak Dayat.

Benar seperti kata Pak Dayat, sekarang Indonesia telah siap untuk melawan krisis moneter itu dan semoga kejadian kelam tersebut tidak terulang kembali. Aminnn…