Waktu Hujan Datang
Aku mengingatmu di tengah dentuman guyur hujan Bersama angan yang mengusikku tentang dongeng sesosok putri dan pangeran Memikirkanmu…mengisi labirin – labirin sepi hatiku, Membayangkanmu memberi sedikit cahaya dalam gelap lorong…
Aku mengingatmu di tengah dentuman guyur hujan Bersama angan yang mengusikku tentang dongeng sesosok putri dan pangeran Memikirkanmu…mengisi labirin – labirin sepi hatiku, Membayangkanmu memberi sedikit cahaya dalam gelap lorong…
Ini bukan sebuah puisi indah dengan sajak – sajak yang dirangkai istimewa Ini hanya tulisan sederhana, kata – kata biasa yang kuungkap dengan hati Dan biarkan kali ini aku menggambarkannya…
Pada sebuah tatap yang ku puja dengan seksama Pada sebuah binar yang menjerat fokusku lekat Pada sebuah senyum jelmaan surgawi, Ia dekat tapi tak tersentuh Aku meronta pada rintik –…
Wanita itu masih setia menunggumu Merajai matahari berteman embun pagi Dengan tangan dingin dibalik syal yang ia rajut sendiri Dengan secangkir kopi hangat menyambutmu kembali
kamu, hujan yang turun setelah mendung gelap pekat menyejukkan, meneduhkan saat kurasa semua menanduskan kamu, pelangi yang bias membentang memberi warna elok dihariku, saat yang kutahu hanya abu-abu dan hitam…
Di sudut kamar jemariku menari Berdansa di atas piano memainkan sebuah nada harmoni Nada indah yang berayun di lorong – lorong telingaku Harmoni yang menjadikan bayanganmu serasa begitu nyata dimataku…
Tetesan keringat mengucur dari setiap pori Mengalirkan darah tertembus peluru-peluru besi Satu tekat jiwa raga, seakan menantang seisi bumi Mengacungkan senjata demi pertiwi Merdeka atau mati
Berikan rindu hangatmu pada mereka Mereka yang melewatkan hidup Demi Ibu Pertiwi Jangan biarkan kau lupa akan hari ini Hari dimana Indonesia lahir dan bangkit dari keterpurukan
Hati ini hanya miliknya Pergi tanpa permisi Meninggalkan lara Seribu janji terucap Tak memberikan fakta dan realita